Surabaya (ANTARA News) - Jalur Kereta Api (KA) Surabaya-Sidoarjo yang lumpuh sekitar enam jam akhirnya normal kembali, setelah pukul 17.25 WIB gerbong KA Penataran berhasil dievakuasi dan rel tempat anjloknya dapat diperbaiki. "Setelah diuji dan dinyatakan aman, maka jalur bisa dioperasikan kembali seperti semula," kata Hubungan Masyarakat (Humas) PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daops) VIII Surabaya, Sudarsono, Jumat. KA Penataran jurusan Blitar-Surabaya menjelang Stasiun Gedangan, Sidoarjo, atau di KM 17+0/1 anjlok. KA Penataran yang anjlok ini adalah gerbong 3, 4 dan 5, sedangkan dua gerbong lainnya masih di rel semestinya. Penyebab anjloknya KA Penataran tersebut diduga akibat "double spoor". Anjloknya KA Penataran itu berdampak terhadap kacaunya jadwal perjalanan KA. Sebanyak lima perjalanan KA dibatalkan yakni tiga KA komuter yang melayani jurusan Stasiun Semut-Porong, KA Malang Ekspress jurusan Surabaya-Malang, dan KA Penataran jurusan Blitar-Surabaya yang mengalami "double spoor" di Stasiun Gedangan. Sedangkan KA yang ditangguhkan keberangkatannya adalah dua perjalanan KA Sri Tanjung jurusan Yogyakarta-Banyuwangi dan sebaliknya, KA Mutiara Timur dari Banyuwangi, dan KA Cantik jurusan Surabaya-Jember. Sementara itu, penumpang KA Penataran jurusan Surabaya-Blitar yang masih menunggu di Stasiun Waru segera diberangkatkan setelah jalur dinyatakan aman. Kesalahan Manusia Sudarsono menduga, anjloknya KA Penataran jurusan Blitar-Surabaya menjelang Stasiun Gedangan akibat kesalahan manusian (human error). Jajaran PT KA Daops VIII secara internal kini masih menyelidiki siapa yang bersalah dalam insiden anjloknya KA Penataran tersebut. Lebih lanjut ia menjelaskan, anjloknya KA Penataran menjelang Stasiun Gedangan, Sidoarjo, akibat double spoor, satu rangkaian KA berjalan di dua jalur rel yang berbeda. "Kejadian ini bisa disebabkan tuas wesel (pengatur jalur masuknya kereta di persimpangan rel) sudah ditarik sebelum seluruh rangkaian kereta masuk ke satu jalur," katanya menambahkan. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007