Tokyo (ANTARA News) - PM Jepang Shinzo Abe memperingatkan Korea Utara (Korut) untuk tidak bermain-main dengan Jepang, serta Amerika Serikat dan secepatnya menghentikan program nuklirnya, sesuai perjanjian yang disepakati Februari lalu. "Korut harus segera mengambil langkah kongkrit dan mematuhi apa yang telah disepakati sejak awal," kata Abe di Tokyo, Jumat, segera sesudah pengumuman dari otoritas Macao, yang menyatakan bahwa dana yang dibekukan sudah dicairkan. Lebih jauh, Abe dengan keras mengatakan bahwa dirinya dan juga presiden AS (George W Bush) memiliki batas kesabaran dan bersama masyarakat Internasional akan mengambil langka-langkah yang tegas jika Korut gagal memenuhi janjinya untuk menutup reaktor nuklir yang dimilikinya serta mengalihkannya untuk keperluan pemenuhan kebutuhan energi semata. Peringatan keras juga disampaikan Menlu Jepang Taro Aso, Jumat pagi, yang mengemukakan bahwa tidak ada jaminan bahwa pembicaraan yang telah dilakukan enam negara (six party talks) akan dilakukan segera, meskipun transfer dana sudah dicairkan. "Perlu dicatat, Korut memiliki sifat yang tidak bisa ditebak. Tidak tertutup kemungkinan Korut akan meminta lebih (sebagai imbalan penutupan program nuklirnya, red)," kata Aso. Otoritas moneter Macao kepada Kyodo, mengatakan, bahwa dana Korut yang dibekukkan di bank Macao telah dikirimkan ke Federal Reserve Bank (bank sentral AS) yang bertindak selaku perantara sebelum dananya kembali ke tangan Korut. Dana tersebut sebelumnya akan ditransfer ke bank sentral Rusia dan selanjutnya dikirim ke salah satu bank komersial Rusia, dimana Korut membuka rekening. "Korut harus segera menutup fasilitas nuklrinya yang berlokasi di Yongbyon," ujarnya. Februari lalu telah disepakati perjanjian dengan AS, Jepang, Korsel, Cina dan Rusia yang dikenal dengan sebutan six party talks, bahwa Korut harus segera menutup fasilitas nuklirnya dan memperkenankan tim pemeriksa dari Badan Energi Atom Internasional l (International Atomic Energy Agency-IAEA) melakukan pemeriksaan. Namun Korut nekad menolaknya meski mendapat tekanan kuat dari komunitas internasional. Hingga akhirnya tercapai kesepakatan bahwa Korut bersedia menutup fasilitas nuklirnya, setelah mendapat jaminan agar dana negara itu yang dibekukan bisa dicairkan. Dana sebesar 25 juta dolar AS yang berada di sebuah bank di Macao dibekukan, setelah AS mem-black list bank tersebut dengan tudingan telah membantu Pyongyang melakukan money laundering (pencucian uang) dan peredaran uang palsu. Kontan saja bank itu segera mengikuti tekanan AS, demikian laporan Kyodo News. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007