Kupang, NTT (ANTARA News) - Wilayah perairan Rote dan Sumba, NTT, rawan terhadap kecelakaan laut karena arus lautnya yang sangat keras ketika cuaca ekstrem melanda wilayah itu.

"Berdasarkan pemetaan dilakukan SAR Kupang beberapa daerah di NTT sangat rawan terjadi kecelakaan laut yag menyebabkan adanya korban jiwa," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Kupang, Abram Kolimon, di Kupang, Rabu.

Ia mengatakan, kawasan perairan Rote, Sabu, Kupang dan Sumba menjadi wilayah yang rawan dengan peristiwa kecalakan laut.

"Kita harap para nelayan di daerah itu untuk selalu waspada ketika melaut. Apabila teradi cuaca ekstrem agar tidak memaksakan diri melaut mencari ikan," tegas Kolimon.

Mengantisipasi terjadinya bencana alam selama cuaca ekstrem melanda daerah ini kata Kolimon, para personil dari Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Kupang, Nusa Tenggara Timur sudah dalam kondisi siagakan bencana.

Ia menegaskan, pada saat peralihan musim selalu diikuti dengan peristiwa bencana alam sehingga perlu adanya kesiap siagaan anggota SAR dalam menghadapi cuaca ekstrem selama musim hujan melanda NTT.

"Semua anggota SAR sudah disiagakan. Para anggota SAR selalu siap diterjunkan dalam operasi pencarian dan penyelamatan korban yang mengalami musibah selama musim hujan ini," kata Kolimon.

Ia menambahkan, dalam melakukan operasi pencarian dan pertolongan korban, SAR Kupang selalu berkordinasi dengan intansi lain seperti TNI, Kepolisian, BPBD, Tagana serta pemerintah daerah setempat sehingga pelaksanaan operasi dapat berjalan dengan cepat dan sukses.

"Personil dan fasilitas operasi yang dimiliki SAR Kupang memang terbatas sekalipun demikian semuanya sudah siap untuk membantu masyarakat daerah ini ketika terjadi bencana alam. Kita juga tetap berkordinasi dengan instansi terkait lainya," kata kolimon.

Kolimon berharap, masyarakat daerah ini lebih proaktif memberikan informasi kepada SAR apabila mengetahui adanya bencana sosial maupun bencana alam, sehingga anggota SAR akan lebih cepat mendatangi lokasi kejadian.

"Kami membutuhkan waktu selama 15 menit untuk melakukan persiapan semua fasilitas. Tentu kita akan hitung waktu perjalanan menuju lokasi kejadian sehingga dibutuhkan adanya informasi dari masyarakat sehingga tim penyelamat lebih cepat datang kelokasi kejadian," ujar Kolimon.

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017