Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat sebanyak 579 kepala keluarga di daerah itu terdampak bencana tanah longsor, banjir, dan angin kencang akibat cuaca ekstrem yang dipicu fenomena siklon tropis cempaka.

Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Krido Suprayitno saat ditemui di Kantor Pusdalop BPBD DIY, Selasa malam, mengatakan ratusan kepala kelurga (KK) terdampak bencana tersebut telah melakukan evakuasi secara mandiri di lokasi yang aman.

"Selain dibantu tim gabungan, mereka melakukan evakuasi secara mandiri di rumah-rumah tetangga yang lokasinya lebih aman," kata Krido.

Dari 579 KK terdampak bencana yang tercatat di Pusdalop BPBD DIY, menurut dia, sebagian besar ada di Kabupaten Gunung Kidul mencapai 513 KK akibat bencana banjir, disusul Kabupaten Bantul 34 KK, dan Kota Yogyakarta 32 KK.

Di Kota Yogyakarta, menurut dia, sebagian besar warga terdampak tinggal di bantaran sungai.

Seperti diberitakan, di bantaran Sungai Winongo Yogyakarta, tepatnya di di Kampung Jlagran, Pringgokusuman, Gedongtengen, Kota Yogyakarta pada Selasa siang telah terjadi bencana longsor yang menimpa rumah warga. Dalam peristiwa itu dua korban meninggal dunia, dan satu korban belum ditemukan.

BPBD DIY, menurut dia, telah menyiapkan berbagai logistik yang diperlukan, di antaranya 144 paket buferstok, 120 paket makanan siap saji, 180 lauk pauk, dan 140 paket untuk pemenuhan gizi.

"Sedangkan 70 paket makanan, 20 paket deklit, dan 20 paket seng sudah kami dorong sudah terdistribusi di kabupaten," kata dia.

Berdasarkan data BPBD DIY, cuaca ekstrem yang dipicu siklon tropis cempaka selama dua hari mengakibatkan 114 titik bencana di lima kabupaten/kota di DIY. dari 114 titik bencana itu, yang paling mendominasi adalah bencana angin kencang sebanyak 68 titik yang tersebar di Kabupaten Bantul yang teridentifikasi di 32 titik, Kulon Progo 12 titik, Gunung Kidul 28 titik, dan Kabupaten Sleman 12 titik.

Sedangkan bencana banjir terdapat di 29 titik dengan jumlah dominan di Kabupaten Gunung Kidul yang mencapai 20 titik dan 9 titik lainnya tersebar merata di kabupaten lainnya.

Selanjutnya, untuk bencana tanah longsor, Krido menyebutkan berdasarkan data terakhir terdapat di 44 titik yakni di Bantul 20 titik, Kulon Progo 10 titik, Gunung Kidul 6 titik, Sleman 3 titik, dan Kota Yogyakarta 4 titik.

Akibat luasnya cakupan lokasi bencana tersebut, untuk mekanisme penanganannya, menurut Krido, telah dinaikkan ke level II yang berarti akan melibatkan SKPD di lima kabupaten/kota.

"Mengapa dari level I kita naikkan ke level II, karena ini tidak bisa ditangani BPBD DIY sendiri," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017