Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta menyatakan pergerakan siklon tropis atau Badai Cempaka mulai berangsur meninggalkan perairan DIY.

"Pergerakan badai cempaka sedikit demi sedikit mulai menjauhi wilayah DIY," kata Kepala Kelompok Operasional Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Joko Budiono di Yogyakarta, Rabu.

Menurut Joko, hingga pukul 07.00 WIB pengamatan yang dilakukan di Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta menunjukkan pergerakan Badai Cempaka ke arah selatan Samudera Hindia.

Tren pergerakan siklon tropis itu, kata dia, berdampak pada penurunan curah hujan saat ini. Berdasarkan data Stasiun Klimatologi BMKG curah hujan di DIY pada Rabu (29/11) mulai pukul 07.30 WIB-13.00 WIB tercatat 2.6 milimeter (mm) atau menurun dibandingkan curah hujan Selasa (28/11) yang mencapai 68 mm.

Namun demikian, ia berharap masyarakat masih perlu mewaspadai berbagai potensi bencana yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem akibat badai di perairan selatan DIY itu.

"Walaupun bila dibandingkan cuaca kemarin intensitasnya sedikit menurun, badai itu masih memberikan dampak hujan, angin kencang, maupun tinggi gelombang," kata dia.

Joko mengatakan dampak signifikan dari badai tersebut diperkirakan akan berakhir pada 30 November 2017. "Tapi kalau kapan punahnya badai itu nanti akan kami informasikan lebih lanjut," kata dia.

Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD DIY hingga Rabu (29/11), di Kota Yogyakarta teridentifikasi lokasi terdampak bencana angin kencang mencapai 9 titik, tanah longsor 9 titik dengan jumlah warga terdampak mencapai 151 orang dan tiga meninggal dunia.

Di Kabupaten Bantul terdapat 67 titik dampak bencana angin kencang, 45 titik tanah longsor, dan 31 titik bencana banjir dengan jumlah warga terdampak mencapai 4.756 orang dan 1 orang meninggal dunia.

Selanjutnya di Kabupaten Kulon Progo tercatat 20 titik bencana angin kencang, 27 titik tanah longsor, dan 6 titik bencana banjir dengan jumlah warga terdampak mencapai 58 orang dan korban luka 3 orang.

Sementara di Kabupaten Gunung Kidul, bencana angin kencang 9 titik, tanah longsor 9 titik, dan banjir 44 titik dengan jumlah warga terdampak mencapai 3.276, dua orang luka-luka, dan satu meninggal dunia.

Di Kabupaten Sleman, bencana angin kencang terpantau di 17 titik, tanah longsor 15 titik, dan banjir 28 titik dengan jumlah warga terdampak mencapai 214 orang.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017