Klungkung, Bali (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung mencatat jumlah pengungsi Gunung Agung di daerah itu mencapai 7.819 orang jiwa atau bertambah 1.587 jiwa dari sebelumnya 6.232 orang, pada Selasa (28/11) lalu.

"Kami siap membantu para pengungsi ini dan kami tetap membuka pintu kepada pengungsi untuk tinggal di Klungkung karena masuk zona aman bencana," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, Putu Widiada, di Posko GOR Swecapura, Kota Semarapura, Kamis.

Ia menerangkan, total 7.819 orang pengungsi ini tersebar di 41 tiitik pengungsian seperti di Kecamatan Dawan sebanyak 958 orang, Kecamatan Banjarangakan (1.433 orang), Kecamatan Klungkung (4.270 orang jiwa) dan di GOR Swecapura (1.158 jiwa).

Ia mengatakan, terkait kebutuhan logistik masih tetap aman dan petang ini (30/11) akan ada donatur dari salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia dan PMI yang akan membagikan 2.000 nasi kotak untuk pengungsi di GOR Swecapura yang berjumlah 1.158 orang pengungsi.

"Untuk sore ini, para relawan dan pengungsi yang ikut membantu di dapur umum GOR Swecapura tidak memasak karena ada bantuan nasi kotak ini," ujarnya.

Hingga saat ini, belum ada kendala dalam penyaluran logistik dan ketersediaan logistik karena sudah dapat diatasi dengan menajemen yang baik dan berkaca pada pengalaman menangani pengungsi Gunung Agung beberapa bulan lalu yang sudah dikomunikasikan sesuai SK Bupati Klungkung.

"Kami juga memberdayakan pengungsi agar ikut menjaga kebersihan posko pengungsian sejak dua bulan yang lalu dan upaya ini juga nantinya berdampak bagi pengungsi sendiri untuk tetap sehat selama berada di pengungsian," ujarnya.

Selain itu, pengungsi yang berada di Klungkung ini juga diberdayakan agar ikut menjadi rewalan untuk membantu segala kebutuhan pengungsi di daerah itu yang dibantu para petugas dan relawan dari pemerintah daerah Klungkung.

"Pengungsi di GOR Swecapura ini, rata-rata berada dari desa yang masuk KRB III, sehingga diwajibkan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman," ujarnya.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017