Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koperasi dan UKM kembali menggalakkan program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) untuk mendorong lebih banyak generasi muda di Tanah Air agar tertarik terjun menjadi wirausaha.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM, Prakoso BS dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, menekankan pentingnya generasi muda mengubah pola pikir dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja sebagai wirausaha.

"Gerakan Kewirausahaan Nasional akan terus kita gelorakan. Saat ini, berdasarkan data BPS, rasio kewirausahaan Indonesia sudah mencapai 3,10 persen dari sebelumnya 1,65 persen. Ke depan saya berharap generasi muda mulai berpikir dan melangkah menjadi wirausaha," kata Prakoso.

Menurut Prakoso, semakin banyak jumlah wirausaha di Indonesia akan semakin mendongkrak kinerja perekonomian.

Oleh karena itulah, pihaknya menargetkan rasio kewirausahaan di Indonesia semakin baik setidaknya sama atau bahkan melampaui rasio wirausaha di sejumlah negara tetangga.

Prakoso menyarankan generasi muda di Indonesia, untuk menjadi wirausahawan yang sukses seseorang harus punya keberanian untuk mulai berbisnis, fokus, dan jangan masuk ke bidang yang biasa-biasa saja atau sudah banyak digeluti orang.

"Kita harus masuk ke bidang bisnis yang belum banyak dimasuki orang lain. Kalau pun sudah ada yang berbisnis itu, kita harus memiliki nilai tambah. Misalnya, produk yang dihasilkan sama, tapi kita punya kemasan yang unik, dan sebagainya," jelas Prakoso.

Hal yang pasti, Prakoso mengungkapkan bahwa program pelatihan kewirausahaan dari Kemenkop dan UKM merupakan pendorong atau "trigger" bagi pemerintah daerah dalam memajukan dan mengembangkan UMKM di daerahnya masing-masing.

"Untuk tujuan agar UMKM naik kelas, Kemenkop dan UKM terus menggulirkan beberapa program strategis seperti program kewirausahaan, vocational, dan manajemen keuangan. Satu lagi, yang juga akan terus kita dorong dan kita gulirkan adalah program pendampingan. Saat ini, Kemenkop dan UKM memiliki sekitar 1.500 tenaga pendamping kewirausahaan di seluruh Indonesia," kata Prakoso.

Selain itu, kata Prakoso, Kemenkop dan UKM juga sudah meluncurkan satu aplikasi bernama Lamikro atau Laporan Keuangan Mikro.

Aplikasi Lamikro ditujukan bagi pelaku usaha mikro atau wirausaha pemula agar memiliki laporan keuangan secara baik dan tertib administrasi.

"Sudah banyak usaha mikro yang merasakan pentingnya manajemen keuangan yang tertata rapi," kata Prakoso.

Bahkan, lanjut Prakoso, pengembangan kewirausahaan tetap merupakan program prioritas Kemenkop dan UKM pada 2018.

"Pengembangan kewirausahaan dengan fokus kegiatan, di antaranya melalui pemasyarakatan kewirausahaan, pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat dan wirausaha pemula, fasilitasi permodalan bagi para wirausaha pemula, dan fasilitasi pinjaman dana bergulir bagi para wirausaha pemula," katanya.

Program lain yakni fasilitasi promosi dan pameran bagi produk yang dikelola oleh pelaku wirausaha pemula berbasis IT, fasilitasi Hak Cipta, Hak Merek, serta IUMK bagi wirausaha pemula.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017