Jakarta (ANTARA News) - Indonesia masih kelebihan stok pupuk urea hingga mencapai ratusan ribu ton meskipun pemerintah sudah mengijinkan eskpor sebanyak 512 ribu ton. "Dari jumlah ekspor yang diijinkan sebanyak 512 ribu ton, komitmen yang telah dilakukan pabrik pupuk dengan pihak pembeli di luar negeri selama April sampai Juni 2007 mencapai 240 ribu ton, atau 47 persen dari rencana," kata Deputi Menko Perekonomian IV (Bidang Industri dan Perdagangan), Edy Putra Irawady usai rapat Pokja Khusus Pengkajian Kebijakan Pupuk di Jakarta, Selasa. Ia menyebutkan, produsen pupuk melaporkan akan melaksanakan ekspor sisa stok pupuk urea itu antara bulan Juli sampai September 2007. Edy menyebutkan, prognosa produksi pupuk urea tahun 2007 sebesar 5.771,25 ribu ton (5,77 juta ton). Dengan memperhitungkan stok awal sebesar 361,97 ribu ton, maka jumlah pupuk yang disediakan secara nasional mencapai 6.133,32 ribu ton (6,13 juta ton). Jumlah tersebut diutamakan untuk memenuhi kebutuhan sektor tanaman pangan, perkebunan, dan industri. Sisanya akan diekpor. "Prinsipnya ekspor akan dilakukan setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi. Pada akhir Mei 2007, stok pupuk di pabrik mencapai 350 ribu ton, padahal idealnya stok pupuk di pabrik cukup 110 ribu ton," kata Edy yang juga Ketua Pokja Khusus Pengkajian Kebijakan Pupuk dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Berdasarkan laporan realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi, jelas Edy, selama bulan Januari sampai dengan Mei 2007, penyalurannya mencapai 1,75 juta ton atau 80 persen dari rencana. Penyerapan pupuk tersebut bila dibandingkan periode yang sama tahun tahun 2006 sebenarnya hampir sama yaitu 1,73 juta ton, sehingga jumlah kumulatif pupuk urea bersubsidi yang tidak terserap sampai akhir Mei 2007 mencapai 449 ribu ton, di mana jumlah itu menambah stok pupuk di lini III (pengecer di kecamatan), sehingga persediaan pupuk urea saat ini umumnya melebihi ketentuan yaitu rata-rata 437 persen. Sementara realisasi penyaluran pupuk non urea bersubsidi dari bulan Januari sampai Mei 2007 secara nasional masih di bawah rencana, yaitu masing-masing untuk pupuk ZA sebesar 290,9 ribu ton atau 96 persen dari rencana, pupuk SP-36 sebesar 330,45 ribu ton atau 90 persen dari rencana, dan NPK sebesar 226,3 ribu ton atau 73 persen dari rencana. "Stok pupuk non urea pada akhir Mei 2007 dinilai cukup yaitu ZA 98,90 ribu ton, SP-36 sebesar 62,02 ribu ton, dan NPK sebesar 18,16 ribu ton," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007