Gorontalo (ANTARA News) - Meski banjir yang menggenangi ratusan rumah warga di Kota Gorontalo mulai surut pada Selasa sore, penduduk yang mengungsi akibat bencana itu terus bertambah. Hingga berita ini diturunkan, tercatat ada 5.403 jiwa (1.247 Kepala Keluarga) yang telah mengungsi ke tiga lokasi pengungsian yang disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) serta ke rumah-rumah warga yang aman dari terjangan banjir. Ribuan pengungsi tersebut mendapatkan bantuan makanan berupa nasi bungkus dari dapur umum yang didirikan bersama oleh Dinas Sosial Provinsi, Dinas Nakertrans Kota Gorontalo, Taruna Siaga Bencana Alam (Tagana) dan Kesbanglinmas. Selain itu bantuan berupa makanan instan dan obat-obatan juga mengalir dari sejumlah kalangan seperti Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan DPD II Golkar Kota Gorontalo. "Kami akan terus memasok nasi bungkus dan makanan instant lainnya, selama warga berada di pengungsian," ujar petugas Posko Bencana Banjir, Gagarin, kepada wartawan. Selain mengalami kerugian materi, sejumlah warga korban banjir juga diserang berbagai penyakit seperti gatal-gatal, ISPA, dan diare. Namun hal tersebut langsung diantisipasi oleh Pemkot dengan menurunkan tiga mobil pengobatan gratis keliling serta posko pengobatan di masing-masing kelurahan yang terendam banjir. Sementara itu, banjir tak hanya merendam ratusan rumah di lima Kelurahan yakni Heledulaa Selatan, Heledulaa Utara, Moodu, Bugis, dan Ipilo, namun juga meluas ke wilayah pesisir Danau Limboto yakni Dembe dan Lekobalo. Sebelumnya, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Provinsi Gorontalo, telah memberi peringatan dini pada warga agar mewaspadai hulu Sungai Bone dan Bulango. "Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi lama, dapat terjadi di seluruh wilayah Gorontalo, terutama di hulu Sungai Bone dan Bulango, baik pagi, siang dan malam hari," kata Kepala BMG, Kisnobudi. Pasalnya, luapan kedua sungai tersebut diprediksi bakal menjadi penyebab banjir di Kota Gorontalo, seperti yang terjadi pada awal tahun 2006, yang menenggelamkan ribuan rumah.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007