"Senang juga sang idola bisa menjadi duta perlindungan WNI. Semoga bisa memperluas basis dukungan bagi upaya perlindungan WNI yang ada di luar negeri dari seluruh sudut pemangku kepentingan," ujar Ketua Slankers Fans Club (SFC) Negeri Jiran, Chaca Himawan ketika dihubungi di Kuala Lumpur, Rabu.
Chaca mengharapkan dengan penobatan tersebut bisa dikembangkan sistem perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) yang lebih inklusif atau terbuka dan memudahkan prioritas perlindungan bagi WNI di luar negeri baik di Malaysia, Hongkong, Taiwan maupun Korea Selatan.
Tentang keanggotaan Slankers di Malaysia, Chaca mengatakan hingga saat ini anggotanya sebanyak 110 orang terdiri laki-laki dan perempuan (slanky) yang tersebar di tiga koordinator wilayah Malaysia yakni di Kuala Lumpur, Malaka dan Johor.
"Anggota kami berasal dari sejumlah wilayah yang ada di Indonesia mulai dari Lombok (Nusa Tenggara Barat), Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Flores dan sebagainya. Insyallah beberapa orang Kamis besok akan hadir pada HUT Slank ke 34 di Kemayoran, Jakarta," katanya.
Chaca mengatakan SFC Negeri Jiran mempunyai banyak kegiatan seperti mengunjungi panti asuhan, melakukan penggalangan dana peduli bencana alam di Indonesia dan melakukan penjualan atribut-atribut milik Slank.
"Kami juga pernah melakukan kegiatan aksi tribute to slank ke 33 di Malaka dengan tema make love not war yang merangkul semua paguyuban dan komunitas Indonesia yang ada di Malaysia," kata pria yang biasa dipanggil kribo tersebut.
Untuk koordinasi kegiatan dengan pusat, dia mengatakan pihaknya selalu berhubungan dengan Manager Slank di Jakarta, Bunda Iffet.
Menlu Retno Marsudi mengumumkan penobatan Slank sebagai Duta Perlindungan WNI bertepatan dengan penganugerahan Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Award (HWPA) 2017 yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid, Jakarta.
Menurut Menlu, penobatan Slank sebagai duta juga didasari pentingnya meningkatkan perhatian publik dalam upaya perlindungan WNI di luar negeri sekaligus upaya pencegahan berbagai kejahatan dari dalam negeri.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
