London (ANTARA News) - Amnesti Internasional hari Jumat membarui seruannya pada Amerika Serikat untuk segera menutup pangkalan angkatan lautnya di teluk Guantanamo, Kuba, tempatnya mengurung tahanan "perang melawan teror"-nya. Pernyataan kelompok hak asasi manusia berpusat di London itu keluar sesudah Gedung Putih menyangkal laporan media bahwa Amerika Serikat dekat dengan keputusan menutup penjara tersebut. "Setiap hari bila penjara itu tetap terbuka, sehari sudah terlalu banyak," kata Amnesti, yang menyeru negara lain "melakukan semua mereka bisa untuk mengahiri skandal hak asasi manusia itu dan giat mempertimbangkan pembebasan tahanan". "Sudah lebih dari setahun sejak Presiden Amerika Serikat George W Bush pertama kali mengatakan akan menutup Guantanamo," tambah pernyataan tersebut. "Karena ada keniscayaan tantangan untuk menutup penjara itu, pemecahannya secara hakiki sederhana dan pemerintah harus mengubah tenaganya ke arah tersebut," katanya. "Ia sebaiknya mengadili tahanan dengan tuduhan kejahatan di pengadilan biasa atau melepaskan mereka dengan perlindungan penuh dari pelanggaran lebih lanjut," katanya. Saat ini terdapat sekitar 375 tahanan "perang melawan teror" di Guantanamo, kata Pentagon, banyak di antaranya ditahan lebih dari lima tahun tanpa tuduhan. Pada bulan Mei, Amnesti melancarkan kecaman keras terhadap Amerika Serikat, menuduhnya menginjak hak asasi manusia dan menggunakan dunia sebagai "medan tempur raksasa" dalam "perang melawan teror"-nya. Perang di Irak dan politik ketakutan, yang disebarkan pemerintah Bush di seluruh dunia, memperdalam pembagian dunia, kata kelompok hak asasi manusia itu. Washington juga bersalah atas dua pernyataan "tak tahu malu, yang memesona"; menyatakan akan meningkatkan hak asasi manusia, sementara pada waktu bersamaan secara tidak tahu malu melanggar hukum antarbangsa, kata kelompok dalam laporan tahunannya, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007