Pandeglang (ANTARA News) - Kementerian Pertanian menjamin produksi beras akan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga tidak perlu impor, sementara panen masih berlanjut di sejumlah daerah di Indonesia.

"Tidak benar media yang memberitakan bahwa stok beras itu kosong dan dari mana sumber beritanya itu," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumarjo Gatot Irianto saat menghadiri panen di Kecamatan Kadu Hejo Kabupaten Pandeglang, Kamis.

Selama ini, pemberitaan media seolah-olah produksi beras di pasaran kosong dan perlu ada impor. Dan seolah persedian beras kosong hingga mengalami lonjakan harga di pasaran.

Pemberitaan itu tentu sangat menyakitkan kelompok petani, TNI, Polri juga petugas penyuluh lapang (PPL) .

Selama ini, anggota TNI dan Polri juga terlibat dalam mensukseskan swasembada pangan dengan mengawal maupun pembinaan kepada kelompok-kelompok tani.

Kehadiran TNI dan Polri dapat menargetkan jadwal percepatan tanam juga mengawasi pendistribusian pupuk agar tidak terjadi penyelewangan.

Saat ini juga di berbagai daerah di Tanah Air setiap hari memasuki musim panen padi,termasuk di Provinsi Banten.

Bahkan, dirinya juga telah menghadiri panen padi di Karawang, Jawa Barat hingga ratusan hektare.

Karena itu, pihaknya memperkirakan sepanjang Februari 2018 seluas 1,5 juta hektare tanaman padi telah memasuki panen.

Kemungkinan musim panen padi tersebut terus berlangsung Maret, April hingga Mei mendatang.

Oleh karena itu, pihaknya menjamin produksi beras di Tanah Air melimpah dan tidak mendatangkan beras impor dari luar negeri.

"Kami tentu sangat membantah pemberitaan melalui media itu yang menyebar stok beras kosong di pasaran," katanya menjelaskan.

Ia juga meminta Perum Bulog segera menampung produksi panen padi petani diberbagai daerah untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.

Selain itu juga Perum Bulog membeli gabah petani dengan harga di pasaran sehingga tidak merugikan petani.

Sebab, kebanyakan petani hingga saat ini masih menjual gabah ke tengkulak dengan harga relatif bagus.

Untuk itu, Perum Bulog dapat membeli gabah petani dengan harga lumayan dan di atas harga patokan pemerintah (HPP) Rp4.500/Kg.

"Kami yakin jika gabah petani itu dibeli harga pasaran maka semua gabah petani terserap Perum Bulog," katanya menjelaskan.

Ketua Kelompok Tani Mandalasari Kecamatan Kadu Hejo Kabupaten Pandeglang Farid mengatakan bahwa panen di wilayahnya itu seluas dua hektare dari tanam Oktober 2017.

Panen padi itu varietas Ciherang dengan masa panen selama 110 hari setelah hari tanam.

Diperkirakan panen padi itu mampu memproduksi sebanyak enam ton gabah kering pungut (GKP) per hektare.

"Jika gabah itu dijual dengan harga Rp4.800 per kilogram maka penghasilan petani sekitar Rp25 juta per hektare," katanya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018