Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pekan depan masih belum bebas dari tekanan koreksi. "Indeks BEJ pekan depan masih belum bebas dari tekanan koreksi, karena belum ada sentimen positif yang masuk ke pasar," kata analis riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA di Jakarta akhir pekan ini. Menurut dia, pergerakan indeks masih sangat tergantung pada arah bursa regional dan sentimen individu masing-masing saham. Selain itu, kata Krisna, secara teknikal masih menunjukkan arah penurunan. "Masih ada ruang penurunan hingga 2.120," ungkapnya. Namun, dia melihat penurunan ini sangat wajar, karena melihat beberapa saham yang kenaikkannya dan harga masih cukup tinggi."Turun dululah supaya indeks sehat," tambahnya. Selama pekan ini, IHSG ditutup menguat 31,681 poin atau 1,49 persen mejadi 2.152,321, sedangkan indeks LQ45 mengalami penguatan 13,725 poin atau 1,18 persen ke level 445,469. Pergerakan indeks BEJ pada pekan ini bergerak fluktuatif, karena besarnya pengaruh bursa regional dan sentimen individu saham. Indeks BEJ naik tiga hari berturut-turut pada awal pekan didorong oleh penguatan rupiah yang berada di level di bawah 9.000 per dolar AS. Selain itu, masuknya dua saham baru ke bursa, PT Sampoerna Agro (SGRO) dan Media Nusantara Citra (MNCN), telah meramaikan pasar saham pada pekan ini. Namun, pada akhir pekan indeks BEJ mengalami konsolidasi, karena pelaku pasar telah merealisasikan keuntungannya setelah naik tiga hari berturut-turut. (*)

Copyright © ANTARA 2007