Yogyakarta (ANTARA News) - Tokoh Nahdlatul Ulama Mahfud MD menilai mundurnya Bupati Banyuwangi Azwar Anas sebagai bakal calon wakil gubernur Jawa Timur disebabkan pertimbangan dan peluang politik pada Pilgup Jawa Timur mendatang.

"Mundurnya Anas ini mengagetkan juga bagi saya. Cuma kalau perhitungannya saya kira kalau Syaifullah Yusuf dan Azwar sama kantong perolehan suaranya," kata Mahfud saat ditemui di ruang kerjanya di Kompleks Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Jumat.

Menurut Mahfud, Syaifullah atau Gus Ipul dan Azwar memiliki dukungan kantong suara yang sama yakni dari kalangan Nahdliyin di Tapal Kuda meliputi Pasuruan bagian Timur, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Bayuwangi.

Namun demikian, Mahfud memperkirakan duet mereka berdua tidak memiliki dukungan kantong suara yang kuat di Wilayah Mataraman atau Surabaya ke barat seperti Ponorogo, Lamongan, dan sekitarnya.

"Daerah itu kosong sehingga diperlukan yang agak `merah` atau tidak terlalu `hijau`," kata Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Atas dasar perkiraan itu, Mahfud memaklumi kemunculan isu pencalonan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai pengganti posisi Azwar.

"Memang perlu orang PDIP lalu sebabnya dimunculkan nama Tri Rismaharini, menurut saya itu perhitungannya," kata dia.

Sementara itu, terhadap pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak, Mahfud menilai keduanya memiliki dukungan suara yang kuat baik di Tapal Kuda maupun di Mataraman.

"Khofifah untuk perhitungan politik di Tapal Kuda kuat, sementara di Mataraman ada Emil Dardak yang kebetulan agak PDIP-lah genus politiknya dia juga berdarah Nahdliyin juga. Nah mungkin karena perhitungan itulah dimunculkan Rismaharini," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018