Sidoarjo (ANTARA News) - Berbeda dengan sebelumnya, volume lumpur yang keluar dari pusat semburan lumpur panas di sumur milik Lapindo Brantas Inc. di Porong, Sidoarjo, Jatim, mengecil sejak Minggu malam (24/6), bertepatan menjelang kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke lokasi itu pada Senin sore. "Posisi semburan tadi malam mengecil dibanding hari-hari sebelumnya," kata Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoaro (BPLS) Zulkarnaen ketika dihubungi, Senin siang. Menurut dia, aliran lumpur panas dan air dari pusat semburan, tetap diarahkan ke pond (penampungan lumpur,red) yang berada di sebelah utara pusat semburan, karena tidak mungkin aliran lumpur panas dan air itu dialirkan ke selatan, mengingat pompa di spillway kemampuannya belum optimal. "Lumpur panas tetap kami buang ke arah utara, yakni pond-pond yang berbatasan dengan Desa Renokenongo, Desa Gempolsari, dan Desa Kedungbendo," katanya. Kendala Nonteknis Sementara itu, pembuangan lumpur ke Kali Porong, tidak hanya terkendala teknis, melainkan juga terkendala nonteknis. Menurut Zulkarnaen, salah satu kendala nonteknis terkait pembuangan lumpur panas adalah adanya larangan warga yang lahannya dimanfaatkan untuk pond atau dilalui aliran semburan lumpur panas. "Pekat dan panasnya lumpur yang akan dibuang ke Kali Porong menyebabkan mesin penyedot lumpur yang ditempatkan di sekitar spillway cepat rusak," katanya. Saat ini dari lima mesin penyedot lumpur, dua mesin rusak, demikian juga, dua unit mesin baru yang baru ditempatkan sering mengalami kerusakan. "Sekarang kami sudah menempatkan satu mesin sedot lumpur tambahan di pond di Desa Pejarakan, Jabon," katanya. Fungsi mesin penyedot lumpur yang baru adalah menyedot lumpur panas dari pond intake, kemudian dibuang ke Kali Porong dengan mempergunakan pipa sepanjang 500 meter. "Usaha pembuangan lumpur dengan pipa mendapat kendala dari larangan warga," tambahnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007