Taipei (ANTARA News) - Taiwan mengancam akan menutup sebuah perusahaan industri pesawat terbang patungannya dengan Amerika Serikat (AS) yang merugi terus merugi, karena kesulitan mendapatkan investor baru, demikian laporan Economic Daily News (EDN) edisi Senin. EDN melaporkan, Pemerintah Taiwan telah dua kali gagal mendapatkan investor baru untuk Sino Swearingen Aircraft Corporation (SSAC), yang berbasis di San Antonio, Texas, berturut-turut pada Oktober 2006 dan Mei 2007. Kementerian Ekonomi Taiwan sedang melakukan upaya terakhir untuk mendapatkan investor baru. Jika usaha itui gagal, maka Taiwan akan menutup SSAC, kata EDN, mengutip seorang pejabat yang tak disebutkan namanya. SSAC adalah perusahaan patungan antara Swearingen Aircraft Corporation AS dan Sino Aerospace Investment Corporation Taiwan, yang menguasai hampir 90 persen kepemilikan saham. Pabrik pesawat terbang itu mengambil tempat di Virginia Barat. Didukung oleh Pemerintah Taiwan dan Senator AS, Jay Rockefeller, SSAC didirikan pada 1995 untuk memproduksi pesawat jet eksekutif. Kegiatan produksi massalnya dimulai pada Oktober 2006 dan mencapai titik impas pada 2007. Taiwan berharap bahwa transfer teknologi dari AS dapat membantu industri ruang angkasa Taiwan melakukan tinggal landas (take off), namun media Taiwan menduga transaksi itu juga memiliki motivasi politik karena Taipei ingin menutup bangunan yang memiliki ikatan dengan AS tersebut. Pada Oktober 2005, SSAC`s 7-seat, twin-engine SJ30-2 memperoleh sertifikasi dari lembaga sertifikasi penerbangan AS (Federal Aviation Administration/FAA), membuka jalan untuk memproduksi secara masal pesawat jet seharga 5,5 juta dolar AS tersebut. Pesawat jenis SJ30-2 telah menarik perhatian dunia karena SSAC mengklaim pesawat tersebut tercepat di dunia dan merupakan pesawat jet eksekutif berjarak jauh dengan kecepatan jelajah 0,78 mach dan jarak 4.500 kilometer. Menurut EDN, SSAC telah mengalami kerugian 20 miliar dolar AS sejak didirikan pada 1995, dan Parlemen Taiwan telah menghentikan persetujuan bagi Pemerintah Taiwan untuk pembiayaan perusahaan tersebut. SSAC diperkirakan mengirimkan jet pertamanya pada Juli 2007. Jika pengiriman ini ditunda, para pelanggan akan membatalkan pesanananya sehingga akan memperburuk keuangan SSAC, demikian laporan Kantor Berita Jerman (DPA). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007