Jakarta (ANTARA News) - Tiga BUMN Pupuk, PT Pusri, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Kalimantan Timur mendesak pemerintah menerbitkan izin tambahan kuota ekspor pupuk sebanyak 225 juta ton dari kuota ekspor saat ini sekitar 512.000 ton. "Kita berharap ada kuota ekspor tambahan karena produksi pupuk saat ini berlebih," kata Dirut PT Pusri, Dadang Heru Kodri, usai mendampingi Menneg BUMN Sofyan Djalil menerima Menteri Perdagangan Australia, di Kantor Kementerian BUMN, di Jakarta, Selasa siang. Menurutnya, perlunya kuota tambahan ekspor untuk menghindari terjadinya kerusakan pupuk yang saat ini menumpuk di lini tiga atau di depan gudang tiga BUMN Pupuk tersebut. "Angka permintaan ekspor pupuk sebesar 225.000 itu ton tersebut berdasarkan rapat koordinasi di Kantor Menko Perekonomian pada 19 Juni 2007, yang memutuskan alokasi tambahan pupuk yang dibolehkan antara 179.000 ton-225.000 ton, dengan catatan kebutuhan pupuk dalam negeri tercukupi," ujar Dadang. Sebelumnya, Menteri Pertanian Anton Apriyanono menjelaskan, pihaknya masih akan mengkaji permintaan tambahan kuota ekspor pupuk yang diajukan produsen serta meminta jaminan tidak akan terjadi kelangkaan pupuk. Rekomendasi penambahan kuota ekspor pupuk urea berpedoman pada SK Menteri Pertanian Nomor 66/2007 tentang Alokasi Distribusi Pupuk Bersubsidi yang menyebutkan kebutuhan pupuk nasional sebanyak 4,5 juta ton, sedangkan produksi pupuk urea mencapai 5,7 juta ton dan "carry over" (sisa bawaan) 2006 sebesar 361.970 ton. Dengan kondisi tersebut maka stok nasional pada awal tahun 2007 sekitar 6,13 juta ton dan etimasi kelebihan pasokan dalam negeri sekitar 1,63 juta ton. Menurut Dadang, dari 512.000 ton kuota ekspor saat ini, sebanyak 90 persen telah terealisasi dengan tujuan ekspor Malaysia, Thailand, dan Pilipina. "Izin ekspor yang dimiliki berakhir pada Desember 2006, jadi rasanya perlu meminta tambahan kuota ekspor pada rapat lanjutan dengan Menko Perekonomian pekan mendatang," ujarnya. Dadang juga menjamin, jika kuota ekspor ditambah BUMN Pupuk tersebut tidak akan mengenyampingkan pasokan pupuk di dalam negeri.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007