Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 30 penderita gangguan jiwa penghuni pondok sosial Keputih, Surabaya, pada Rabu mendapat terapi "Spiritual Emotional Freedom Technique" (S-EFT) atau terapi psikis dengan metode ketuk. Terapi yang digelar oleh Dinas Sosial Pemkot Surabaya bekerjasama dengan Yayasan Al Madinah Surabaya dan "Logos Institute" Jakarta itu melibatkan 20 tenaga S-EFTER (praktisi S-EFT) yang dipandu oleh penemu terapi S-EFT, Ahmad Faiz Zainuddin. Faiz yang didampingi Ketua Yayasan Al Madinah, Drs Syarif Thayib, MSi mengatakan bahwa kegiatan itu merupakan pilot proyek karena baru pertama kali terapi S-EFT diujicoba untuk penderita gangguan kejiwaan yang sudah tergolong parah (psikotik). "Karena itu kelanjutannya akan kami lihat nanti. Kalau ada perkembangan membaik setelah terapi pertama ini, maka akan dilakukan terapi lanjutan. Karenanya kami bersama petugas Dinas Sosial akan memantau perkembangan kejiwaan mereka," katanya. Pada aksi itu sejumlah petugas S-EFT awalnya kesulitan menerapi mereka karena meskipun bisa diajak berkomunikasi, mereka umumnya mengaku tidak tahu keluhan kejiwaan yang dialami, termasuk keluhan penyakit secara fisik. Faiz sendiri menangani pasien bernama Handoko Sigit yang mengaku berasal dari daerah Surabaya Utara. Lelaki yang mengenakan baju seragam sekolah SMA warna putih itu awalnya selalu berbicara sendiri dengan diselingi dalil-dalil agama. Setelah dilakukan beberapa kali terapi, lelaki yang mengaku berumur 34 tahun dan belum berkeluarga itu mengaku lebih segar. Bahkan ketika disuruh menatap mata Faiz, ia enggan karena mengaku malu, padahal sebelumnya sering berbicara sendiri. Melihat perkembangan Sigit itu, Faiz tidak mau mengambil kesimpulan apakah terapi yang dilakukannya akan berhasil. Ia kemudian menerapi pasien lainnya secara bergantian. Pada proses terapi itu para pasien banyak yang bertingkah lucu. Misalnya, seorang wanita mengaku bernama Vina Joice yang katanya berasal dari Ternate selalu berbicara sendiri dan ingin bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Beberapa pasien lain banyak yang malah meminta rokok kepada S-EFTER (praktisi S-EFT), termasuk ketika Kepala Dinas Sosial Pemkot Surabaya M Munief mendekati salah seorang dari mereka. Meskipun berbaur dengan para gelandangan hasil operasi petugas yang kemudian ditampung di pondok sosial itu, para praktisi S-EFT tetap betah melayani mereka. Sementara Kepala Dinas Sosial Pemkot Surabaya, M Munief mengaku berterima kasih atas kesediaan praktisi S-EFT untuk menerapi mereka. Menurutnya, keberadaan orang berpenyakit jiwa itu menjadi salah masalah di Kota Surabaya. "Problem ini terus bertambah, belum lagi masalah WTS (wanita tuna susila)," katanya. Ia menjelaskan, para penghuni pondok sosial itu adalah orang-orang yang ditangkap saat operasi oleh petugas kemudian dilakukan pembinaan. Bagi mereka yang tergolong normal dilakukan pembinaan kemudian dipulangkan ke daerahnya. "Tapi untuk yang menderita psikotik seperti mereka sulit dikembalikan karena alamatnya sering tidak tahu. Kalau alamatnya jelas, kadang keluarganya tidak mau menerima mereka lagi," ujar Munief. Terapi S-EFT yang kini ramai dibicarakan di berbagai milis motivasi itu merupakan penyembuhan penyakit psikis yang dikembangkan oleh Ahmad Faiz Zainuddin, sarjana psikologi alumni Unair yang kini melanjutkan studi di pascasarjana Universitas Teknologi, Malaysia. S-EFT merupakan penyembuhan masalah kejiwaan yang praktis dan singkat, yakni sekitar lima menit. Untuk penyembuhan itu, pasien cukup diketuk beberapa bagian tubuhnya dengan memadukan kepasrahan kepada Tuhan. Menurut Faiz, metode S-EFT yang dikembangkannya ini sangat ilmiah karena pada dasarnya sama dengan akupresur. Hanya saja yang disentuh adalah syaraf-syaraf yang berkaitan dengan kejiwaan, sedangkan akupresur pada fisik. "S-EFT ini bisa untuk mengatasi masalah kejiwaan, seperti trauma, stres atau masalah-masalah lain yang banyak dihadapi masyarakat modern sekarang. S-EFT relatif cepat dibandingkan dengan terapi pasikologi konvensional yang butuh waktu berbulan-bulan bahkan tahunan," katanya. Kasus lain yang bisa disembuhkan dengan S-EFT adalah, takut pada hewan tertentu, depresi, cemas, kecanduan rokok, kesulitan belajar, kecanduan narkotika dan berbagai kesulitan lainnya yang berkaitan dengan kejiwaan. Menurut dia, metode terapi yang dilakukan S-EFT adalah dengan cara mengetuk-ngetuk beberapa bagian syaraf tubuh tertentu selama sekitar lima menit. Semua masyarakat bisa mempelajari metode itu karena prosedurnya sangat mudah. "Kami memadukan ilmu psikologi modern dengan kekuatan doa dan kepasrahan kepada Allah. Sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh pakar psikologi dan kedokteran di Barat mengenai kekuatan doa untuk penyembuhan. Sekarang fakultas kedokteran di 80 perguruan tinggi di negara-negara barat bahkan sudah mengajarkan kuliah tentang doa," ungkapnya. Menurut dia, salah satu hasil penelitian yang menggemparkan dunia adalah yang dilakukan oleh Larry Dossey MD, seorang dokter ahli penyakit dalam. Penelian Dossey menunjukkan bahwa doa dan spiritualitas terbukti secara ilmiah memiliki kekuatan yang sama besar dengan pengobatan dan pembedahan. "Melalui terapi ketuk ini juga bisa digunakan untuk menguatkan cinta kasih pasangan suami istri," kata Faiz.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007