Bandung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyatakan provinsinya tidak membutuhkan beras impor karena memiliki persediaan beras cukup untuk memenuhi kebutuhan warga hingga tiga bulan mendatang.

"Kata Bulog masih cukup tiga bulan ke depan. Berarti untuk konteks Jawa Barat tidak perlu impor. Bukan konteks Indonesia. Karena menurut Bulog persediaan tiga bulan ke depan cukup, maka untuk Jawa Barat tidak perlu dikirim beras impor. Dalam konteks nasional itu Pemerintah Pusat yang menghitung," katanya di Bandung, Senin.

"Kalau di Jawa Barat masih cukup jadi jangan mampir ke Jawa Barat beras impornya. Tapi kalau sudah tidak cukup lagi, di lapangan jelas-jelas ada kekurangan, ya mau tidak mau beras impor penyelesaian gejolak pangan," katanya usai meluncurkan program Bansos Rastra di Gedung Sate Bandung.

Kantor Bulog Divre III Jawa Barat, menurut dia, menyatakan sudah memiliki pasokan beras cukup untuk tiga bulan ke depan.

"Saya katakan tiga bulan ke depan masih OK. Mudah-mudahan tidak ada penimbunan beras, kalau ada laporkan ke polisi. Kejahatan besar itu," katanya.

Ia mengatakan bahwa Bulog menambah pasokan beras ke pasar untuk menstabilkan harga. Bulog Jawa Barat, menurut dia, sudah mengucurkan 23 ton beras dalam operasi pasar untuk menstabilkan harga.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat melaporkan Jawa Barat bulan Januari ini menghadapi panen raya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Hendy Jatnika mengatakan luas areal padi Jawa Barat tercatat 926.917 hektare dan panen Januari mencakup areal seluas 90 ribu hektare. Hasil panennya diperkirakan 532 ribu ton gabah kering giling atau setara dengan beras 333 ribu ton.

Pada Februari, jumlah areal panen padi meningkat menjadi 162 ribu hektare yang diperkirakan menghasilkan 938 ribu ton gabah kering giling atau setara dengan beras 600 ribu ton.

Pada Maret, menurut perkiraaan ada 279 ribu hektare lahan padi yang akan dipanen dengan perkiraan hasil 1,632 juta ton gabah kering giling atau setara dengan beras 1,024 juta ton. Hendy mengatakan puncak panen akan terjadi pada Juli dengan perkiraan produksi hampir sama seperti Maret.

"Produksi padinya diperkirakan masih akan mencapai kurang lebih 7,85 juta ton. Rata-rata Jawa Barat mengkonsumsi kurang lebih 100 kg per kapita per tahun, di atas angka yang ditetapkan oleh Badan Ketahanan Pangan hanya 89,7 kg. Konsumsi Jawa Barat bisa lebih tiga juta ton beras per tahunnya,? katanya.

"Kalau pun ada gejolak harga mungkin itu di tata niaga dan distribusi yang ditangani oleh dinas terkait tetapi untuk di tingkat produksi aman apalagi bulan Februari-maret menjelang panen raya sehingga terjadi peningkatan luas panen dibandingkan dengan bulan Januari sekarang," kata dia.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018