Jakarta (ANTARA News) - Harga minyak goreng curah di sejumlah pasar di Jakarta, Rabu, mulai turun meskipun masih tinggi, yakni pada kisaran Rp8.300-Rp8.500 per kilogram dibanding pekan sebelumnya pada harga Rp9.000 per kg. Meski turun, menurut para pedagang yang ditemui di pasar Kebayoran Lama, Pasar Pos Pengumben dan Pasar Palmerah, Jakarta Barat, harga tersebut masih dirasa tinggi dan memberatkan. "Kalau harga masih di atas Rp8.000 ya masih tinggi. Keuntungan masih sulit bagi kita. Paling-paling keuntungan cuma Rp200-Rp300 saja," ujar Wenti, pedagang sembako di Pasar Kebayoran Lama. Agen minyak goreng curah membatasi pembelian pedagang eceran sebanyak 3-4 jerigen saja atau 48-64 kilogram. "Kita beli dari agen Rp119.000 per jerigen, ini lebih murah dari sebelumya Rp129.000," kata Ny.Subekti, pedagang eceran di Pasar Pos Pengumben. Sementara itu, harga minyak goreng kemasan bermerek tidak bergeser, yakni tetap Rp10.000. Mereka merasakan pasokan minyak goreng kemasan bermerek saat ini sedikit tersendat. Andi, pedagang sembako di Pasar Palmerah mengemukakan kecurigaannya, oknum produsen minyak goreng kemasan sengaja menimbun minyak sampai harga minyak kembali beranjak naik. Beberapa pedagang masih khawatir karena sempat mendengar kabar bahwa kenaikan harga akan terjadi lagi, terutama pada minyak goreng kemasan. "Kalau kita pesan sekarang, biasanya suka dibilang kosong. Tapi nanti begitu harga naik, baru mereka (produsen minyak) mengeluarkan stoknya," ujarnya. Menurut para pedagang, operasi pasar minyak tidak menjamin stabilitas harga karena masih langka dan dibatasi. Pedagang hanya mendapatkan masing-masing dua jerigen. "Itupun kalau dapat dan saya campur dengan minyak curah biasa. Jadi harganya tetap dijual harga pasar," tutur Ny.Halim, pedagang Pasar Kebayoran Lama. Para pedagang itu mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng yang drastis pada tahun ini menyebabkan mereka kesulitan menjualnya kepada konsumen. Sebelumnya Pemerintah melalui Menteri Perekonomian Boediono memutuskan kenaikan Pungutan Ekspor (PE) untuk minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya berlaku mulai 15 Juni untuk mendorong peningkatan pasokan kelapa sawit domestik dan menurunkan harga minyak goreng di dalam negeri. Pemerintah berharap harga minyak goreng bisa turun kembali pada kisaran Rp6.500-Rp6.800 per kg. (*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007