Yogyakarta (ANTARA News) - Aktivitas Gunung Merapi (2.965 mdpl) di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih stabil, tidak ada peningkatan, dan awan panas yang terjadi Rabu (27/6) hanya lanjutan dari erupsi 2006. "Masyarakat di sekitar Merapi tidak perlu cemas, karena awan panas Rabu lalu hanya akibat guguran material vulkanik dan akumulasi energi lanjutan erupsi 2006," kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, Kamis. Menurut dia, aktivitas gunungapi ini bahkan cenderung menurun, namun statusnya masih `waspada`. "Kubah lava (timbunan material vulkanik) baru di puncak gunung posisinya juga aman dan stabil, sehingga tidak ada kekhawatiran kemungkinan longsor yang bisa menimbulkan awan panas," katanya. Ia menyebutkan volume kubah lava baru di puncak Merapi masih sekitar satu juta meter kubik, yang merupakan kubah lava hasil erupsi 2006. Perihal hujan abu yang sempat melanda wilayah Kecamatan Srumbung dan Muntilan, Kabupaten Magelang (Jawa Tengah) pada Rabu (27/6) sore, menurut Subandriyo terjadi karena material awan panas berupa debu vulkanik terhembus angin ke arah barat. "Setiap ada awan panas, beberapa saat kemudian biasanya terjadi hujan abu di wilayah sekitar Merapi atau bisa lebih jauh lagi, tergantung pada banyak atau sedikitnya debu vulkanik dari awan panas itu dan arah hembusan anginnya ke mana," kata dia. (*)

Copyright © ANTARA 2007