Gaza City (ANTARA News) - Sekelompok warga Gaza diizinkan untuk bercocok tanam di lahan mereka di dekat perbatasan dengan Israel untuk pertama kalinya sejak 2006, Senin (29/1), setelah mencapai kesepakatan dengan pemerintah Israel.

Kesepakatan tersebut, yang diperantarai Komisi Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC), memungkinkan sekitar belasan petani menginjakkan kaki di lahan yang tidak dapat mereka akses sejak Israel mulai menerapkan blokade di wilayah kantong Palestina itu lebih dari satu dekade lalu untuk mengisolasi pemimpin Jalur Gaza, Hamas.

Itu bagian dari proyek lebih luas ICRC yang bertujuan memungkinkan sekitar 280 petani kembali mengusahakan lahan mereka yang terletak sekitar 100 hingga 300 meter dari pagar perbatasan Israel.

Beberapa bagian dari wilayah tersebut masih harus dibersihkan dari amunisi dari konflik antara Israel dan Palestina.

Petani Anwar Dababi menyebarkan benih gandum di ladang dekat perbatasan yang dekat dengan Rafah di Gaza selatan, pertama kali dia mengakses bagian dari tanahnya sejak 2006.

"Jika saya datang ke sini, saya membahayakan nyawa saya, misalnya dari tembakan atau rudal. Tidak mungkin memasuki tempat ini dengan anak-anak untuk menikmatinya," katanya sebagaimana dilaporkan AFP.

Guislain Defurne, kepala ICRC di Gaza, mengatakan bahwa lahan tersebut dapat kembali diusahakan berkat negosiasi yang panjang.

Pada 2006, setelah penangkapan seorang tentara oleh militan dari Hamas, Israel memberlakukan blokade di Gaza yang diperketat setahun kemudian setelah kelompok Islamis tersebut menggulingkan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Israel dan Hamas sejak itu telah bertempur dalam tiga perang dan blokade masih tetap diberlakukan. (mr) 





Pewarta: -
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018