Jakarta (ANTARA News) - Produsen serat karbon hitam terkemuka PT Cabot Indonesia meningkatkan utilitas pabrik hingga 90 persen di Indonesia karena peningkatan permintaan, demikian disampaikan Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono.

"Peningkatan utilitas pabrik hingga 90 persen karena peningkatan demand dalam negeri sebagai akibat peningkatan investasi industri ban dan produk-produk karet," kata Sigit kepada ANTARA News di Jakarta, Rabu.

Sigit menyampaikan hal tersebut usai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menerima CEO Cabot Corporation dan direksi di Kantor Kemenperin.

Menurut Sigit, konsumen terbesar Cabot di Indonesia adalah industri ban, namun kapasitas Cabot saat ini yang hanya 90.000 Metrik Ton (MT) per tahun belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri yang mencapai 300 ribu ton per tahun.

"Itu hanya untuk ban, belum lagi industri karet lainnya, selang, plastik, baterai dan sebagainya," tukas Sigit.

Menteri Airlangga melalui akun instagramnya, @airlanggahartarto, menyampaikan bahwa pada pertemuan tersebut, pemerintah fokus membahas mengenai pengurangan proses impor bahan baku serat karbon hitam ke Indonesia.

"Selain itu juga prioritas untuk mengakses bahan baku lokal yang tersedia, penurunan harga gas alam dan fasilitas pajak untuk rencana ekspansi," kata Airlangga.

Airlangga berharap, rencana tersebut mampu mengembangkan industri serat karbon hitam di Indonesia dengan penggunaan bahan baku lokal yang tersedia.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018