Pontianak (ANTARA News) - Warga Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalbar, Rabu malam, antusias saksikan fenomena supermoon atau gerhana bulan yang nampak jelas dilihat dengan mata tanpa alat bantu.

"Ini adalah peristiwa langka, sehingga sayang kalau dilewatkan begitu saja," kata Dian salah seorang warga Kompleks Pemda, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara.

Ia menjelaskan, selain menyaksikan fenomena gerhana bulan, warga Muslim di kompleks tersebut juga melaksanakan Shalat Gerhana Bulan di Masjid Jamiatus Syura.

"Shalat Gerhana Bulan dilaksanakan sebanyak dua rakaat, yang dilaksanakan sebagai bagian dari mensyukuri rahmat dan nikmat dari Allah SWT," ungkapnya.

Hal senada juga diakui oleh, Mino. "Kami sekeluarga melaksanakan Shalat Gerhana Bulan di Masjid Jamiatus Syura yang pahalanya sama dengan shalat sunnah Idul Fitri maupun Idul Adha," katanya.

Sementara itu, Kepala kantor Stasiun Klimatologi BMKG Mempawah, Kalbar, Wandayantolis mengatakan fenomena supermoon yang terjadi pada akhir Januari 2018 merupakan fenomena astronomi yang alamiah.

"Ini biasa terjadi dengan selisih waktu terdekat antara bulan dalam fase purnama, dan bulan berada di perigee ini dikenal sebagai purnama perigee atau lebih terang sekitar 30 persen dari ukuran saat purnama biasa, dengan kata lain bulan menjadi supermoon pembuka pada tiga rangkaian supermoon yang berdekatan," katanya.

Berdasarkan pantauan BMKG dilaporkan fenomena itu berlangsung pada pukul 20.26 WIB, yakni posisi bulan berada dalam puncak fase purnamanya. Kejadian purnama penutup dari tiga rangkaian supermoon ini ungkap Wandayantolis adalah yang banyak ditunggu karena pada saat tersebut terjadi pula peristiwa gerhana bulan total, yang dapat diamati dari seluruh Indonesia dari awal malam hingga tengah malam.

"Peristiwa totalitas fenomena alam itu terjadi selama satu jam 16 menit yang menyebabkan bulan berwarna merah. Dampak fenomena supermoon biasanya akan menyebabkan pasang air laut. Tentu kita imbau kepada masyarakat di sekitar pesisir pantai untuk waspada dan siaga terhadap peningkatan pasang air laut maksimum, sebab ini dapat mengakibatkan terjadinya banjir rob dan genangan air laut di daratan, dan kondisi tersebut diprediksikan antara 29 Januari hingga 2 Februari 2018," ujarnya.

Ia menambahkan, fenomena supermoon sebenarnya juga terjadi pada awal Januari 2018, trilogi supermoon tersebut berdasarkan pengamatan kami terjadi pada 3 Desember 2017, kemudian 2 Januari 2018 lalu. Supermoon yang terjadi pada 2 Januari 2018, yakni posisi bulan berada pada jarak terdekatnya dari bumi, yaitu sejauh 356.565 kilometer pada pukul 04:48 WIB, lima jam berikutnya yaitu pukul 09:24 WIB, bulan kemudian berada dalam puncak fase purnama.


Pewarta: Andilala
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018