Ambon (ANTARA News) - Salah seorang pelaku aksi "tarian liar" pro-RMS, Abraham Saiya, mengakui bahwa telah merencanakan aksi yang menggangu peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XIV yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Lapangan Merdeka Ambon, Jumat pagi. Ketika dikonfirmasi wartawan di sela-sela pemeriksaaan di Kepolisian Resort (Polres) Pulau Ambon dan Pulau Lease, Abraham menjelaskan, aksi itu diawali dengan pertemuan yang dikoordinasikan Yeye Teterissa di Desa Aboru, Pulau Haruku (Maluku Tengah) pada Mei 2007. Kemudian, mereka memantapkan kegiatan yang sempat mengangetkan Kepala Negara dan aparat keamanan, baik TNI maupun kepolisian dengan "tarian liar", yang memperlihatkan aksi pro-Republik Maluku Selatan (RMS), di Desa Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, pekan lalu. Pertemuan juga dilaksanakan di Batugantung, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Kamis malam (28/6), selanjutnya berkumpul di Jalan Tulukabessy, Mardika, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Jumat pagi, sekira pukul 05:30 WIT, sebelum menggelar tarian cakalele (perang) di Lapangan Merdeka Ambon sekira pukul 10:30 WIT. Abraham mengemukakan, aksi ini atas kemauan sendiri yang sudah nekat dan tidak khawatir bila ditindak aparat keamanan. "Kami tidak dibayar untuk melakukan aksi tersebut," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Plt. Kabid Humas) Kepolisian Daerah Maluku, Kompol Djoko Susilo, belum bersedia membeberkan terlalu banyak penyidikan yang intensif dilakukan bagi 31 orang telah diamankan. Dia hanya menjelaskan, penyidikan dilakukan terhadap 20 orang di Mapolda Maluku dan 11 lainnya di Polres Pulau Ambon dan PP Lease bersama barang bukti, antara lain 13 bendera RMS ukuran kecil, enam bendera RMS ukuran besar, sejumlah dokumen RMS, satu tifa, enam parang kayu, empat tombak kayu serta sejumlah ikat kepala dan lengan. "Dari 31 orang yang 28 diantaranya adalah oknum pelaku 'tarian liar' itu diamankan juga kartu perlindungan HAM dari Palang Merah Internasional. Jadi, belum ada tersangka karena masih mengintensifkan penyidikan," katanya, dan memprediksikan pada Sabtu (30/6) kemungkinan sudah ada tersangka ditetapkan. Ia pun menepis aparat keamanan kecolongan dalam mengamankan aksi "tarian liar". Kok kegiatannya berbarengan dengan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu usai menyampaikan sambutan tentang kegiatan Harganas ke-14," tuturnya. Kapolda Maluku, Brigjen Pol. Guntur Gatot Setyawan dan personel Paspampres melihat ada yang tidak beres ketika aksi "tarian liar", baik celana yang dikenakan maupun atribut lainnya, langsung bergegas membubarkan dan menggiring mereka keluar lokasi peringatan Harganas untuk diamankan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007