Damaskus (ANTARA News) - Sebuah harian di Suriah yang dijalankan oleh pemerintah mencerca penunjukan Tony Blair sebagai utusan khusus bagi Timur Tengah setelah mundur dari jabatan perdana menteri Inggris, dan mengatakan bahwa seorang pria dengan "tangan berlumur darah" tidak dapat menjadi utusan perdamaian. Blair, yang menyerahkan kekuasaan kepada Gordon Brown, Rabu lalu, telah mengatakan bahwa tugasnya adalah untuk menyiapkan dasar bagi masa depan negara Palestina sebagai suatu langkah penting pertama untuk mencapai pemukiman yang disepakati di wilayah itu. Dalam editorialnya di halaman depan, harian Tishrin berkata: "Bagaimana mungkin seorang pembohong, yang memiliki keterkaitan langsung dengan Washington dan seorang pendukung yang setia dari para ekstrimis dan ideologi yang beriman, menjadi seorang utusan perdamaian?" Tishrin mengklaim bahwa AS dan kebijakan Blair yang pantas untuk disalahkan atas "bencana dan cobaan berat yang terjadi di Arab dari Irak hingga Lebanon, sebagai tambahan adalah upayanya untuk mengisolasi Suriah, mengepung negara ini dan menjatuhkan sanksi yang tidak adil." "Kami tidak akan banyak berharap atas misinya, sederhana saja, karena seorang pria perang tidak dapat menjadi seorang penasehat perdamaian atau utusan perdamaian ... Ini adalah yang pertama kalinya sepanjang sejarah dimana kita melihat seorang utusan perdamaian dengan tangan berlumuran darah orang tidak berdosa," kata editorial itu kepada DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007