Tegal (ANTARA News) - Ratusan petani sayur di wilayah kaki bukit Gunung Slamet, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah terancam gulung tikar akibat cuaca yang tidak menentu yang melanda daerah ini sehingga menyebabkan hasil panennya relatif sedikit. Sejumlah petani di kaki bukit Gunung Slamet, Kabupaten Tegal, Sabtu, mengatakan, sebagian besar petani di kaki bukit Gunung Slamet bermata pencaharian sebagai petani sayur kol dan tomat sehingga dengan adanya ancaman gagal panen ini para petani merasa resah. Salah seorang petani sayur, Umar, mengatakan, ancaman kegagalan panen tanaman sayur ini dirasakan dengan munculnya tanaman kol mulai layu dan mengering. "Karena itu, jika kondisi cuaca ini terus berlangsung maka bisa dipastikan mutu panenan akan rendah dan tidak bisa dijual di pasaran," katanya. Menurut dia, dengan adanya siklus cuaca yang tidak berjalan normal sebagaimana mestinya maka para petani juga kesulitan menghitung masa tanam yang baik dan bisa menghasilkan produksi panen yang melimpah. "Saat ini, kami memang bingung untuk mencermati agar budidaya tanaman sayur bisa menghasilkan panen yang melimpah sebab kondisi cuaca sulit ditebak," katanya. Asmawi Azis, salah seoarang petani lainnya mengatakan, seharusnya memasuki Agustus mendatang adalah musim kering atau kemarau sehingga para petani sayuran berusaha melakukan masa tanam pada tiga bulan silam. Dengan pertimbangan itu, kata dia, para petani memperkirakan akan mendapatkan hasil panen yang baik, tetapi perkiraan mereka ternyata meleset sebab kondisi cuaca makin tidak menentu dalam satu pekan terakhir ini. "Semula, kami optimistis hasil pada masa tanam ini akan melimpah karena pada Juni sampai Agustus mendatang merupakan puncak produktivitas sayuran dengan kualitas baik. Namun, karena curah hujannya lebat maka banyak tanaman yang terendam air dan rusak," katanya. Selain itu, kata dia, hujan yang mengguyur di daerah setempat ini juga menyebabkan munculnya hama yang menyerang tanaman sayur yang mengakibatkan mutu tanaman rendah. Menurut dia, saat kondisi normal harga kol Rp2.000,00 per kilogram, tetapi saat ini hanya Rp500,00/kg. Demikian pula harga tomat semula Rp4.000,00/kg kini menjadi Rp1.250/kg.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007