Kinigi, Rwanda (ANTARA News) - Sekelompok pesohor internasional memberi nama kepada 23 bayi gorila pegunungan di Rwanda, Sabtu, untuk mendukung daya upaya negara yang pernah dihantui pemusnahan etnis (genosida) itu menyelamatkan satwa yang terrancam punah dan mengembangkan pariwisatanya. Aktris "Star Wars", Natalie Portman, memimpin para selebritas pada acara pemberian nama tersebut di Taman Nasional Volconoes. Kegiatan penggalangan dana ini merupakan yang ketiga yang dilancarkan pihak berwenang Rwanda. Menurut World Wide Fund for Nature (WWF), seperti dilansir AFP, dewasa ini hanya terdapat 720 gorila pegunungan yang hidup di alam bebas, di beberapa taman nasional di Rwanda, Uganda dan Republik Demokratik Kongo (DRC). Spesies ini masih menghadapi ancaman dari para pemburu liar dan pertikaian bersenjata di DRC timur, tempat dua satwa liar dibunuh para pemberontak pada awal tahun ini. Berbicara pada acara ini, Presiden Rwanda, Paul Kagame, mengimbau diterapkannya langkah yang ketat untuk menjamin perlindungan gorila pegunungan. Rwanda pernah mengalami aksi genosida pada 1994, di mana sekitar 600.000 orang dibantai, dan mengandalkan pariwisata untuk meluncurkan kembali ekonominya yang hampir sekarat. Para pejabat setempat mengharapkan pemasukan tahunan dari pariwisata akan berlipat tiga pada tahun-tahun mendatang menjadi sekitar 100 juta dolar pada 2010. Aktivis lingkungan dan kemanusiaan Natalie Portman membintangi "Star Wars Episode III : Revenge of the Sith", film "Star Wars" terakhir yang dirilis pada 19 Mei 2005. Film ini merupakan film paling laris pada 2005 dan terpilih sebagai Film Favorit pada People`s Choice Awards. Dia adalah penggiat masalah lingkungan sejak masa mudanya, dengan menjadi anggota kelompok penari dan lagu lingkungan pada usia 12 tahun. Portman menyatakan dirinya sebagai "pecinta satwa" dan menjadi vegetarian sejak usia delapan tahun. Pada 2004 dan 2005 dia mengunjungi Uganda, Guatemala dan Ekuador sebagai Duta Harapan bagi FINCA International, sebuah organisasi yang mempromosikan kredit mikro untuk membantu wanita di negara-negara miskin. (*)

Copyright © ANTARA 2007