Bekasi (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menambah dana bantuan pembenahan kawasan kumuh di Kota Bekasi, Jawa Barat, pada 2018 hingga tiga kali lipat dari 2017.

"Pada 2017 Kementerian PUPR memberikan bantuan total Rp1,7 miliar. Pada 2018 total dana bantuan yang dialokasikan mencapai Rp4,7 miliar," kata Konsultan Pendamping Program Kementerian PUPR Nanang Suroso di Bekasi, Kamis.

Menurut dia, bantuan itu merupakan bagian dari Program Kerja Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang digagas PUPR dalam rangka meminimalkan lingkungan kumuh di Indonesia.

Pada kurun waktu 2017, Program Kotaku di Kota Bekasi menyasar empat kelurahan di antaranya Kalibaru senilai Rp350 juta, Harapan Mulya Rp500 juta, Margamulya Rp500 juta dan Margahayu Rp350 juta.

Sedangkan pada kurun waktu 2018, kata dia, pihaknya menambah satu titik baru pengentasan kawasan kumuh di Kota Bekasi yakni di Kelurahan Kayuringin.

"Pada tahun ini sifatnya adalah program lanjutan pengentasan kawasan kumuh di empat kelurahan sebelumnya. Kalibaru memperoleh Rp1,65 miliar, Harapan Mulya Rp1 miliar, Margamulya Rp500 juta, Margahayu Rp1,65 miliar dan Kayuringin Rp500 juta," katanya.

Dikatakan Nanang, Program Kotaku digagas pihaknya bersama masyarakat dan pemerintah daerah dengan semangat untuk mengentaskan persoalan kekumuhan.

Menurut dia, ada tujuh indikator kekumuhan, di antaranya keteraturan bangunan, kepadatan bangunan, jalan lingkungan, sanitasi, air minum, sampah, sarana kebakaran dan lainnya.

"Kita lihat indikatornya sebelum melakukan impelementasi kegiatan. Penyerapannya berupa kegiatan infrastruktur, penataan kampung dan lainnya," katanya.

Salah satu kegiatan yang sudah berjalan di Kota Bekasi berada di RW08 Kampung Warna-Warni Rawabambu, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Bekasi Utara yang berjalan sejak Agustus-November 2017.

"Kepedulian warga di Kampung Warna-Warni ini tinggi. Kalau dari segi infrastruktur, program kita bangun jalan. Karena warga punya seni mural, maka mereka mengecat dinding dengan motif warna-warni," katanya.

Kegiatan di lokasi itu dilakukan dengan cara perbaikan saluran air sepanjang 125 meter, perbaikan jalan lingkungan menggunakan paving blok di empat gang, pengecatan warna-warni pada bagian tembok rumah hingga penyediaan 50 unit bak pembuangan sampah oraganik dan non-organik.

Pengecatan di lokasi itu tercatat menghabiskan sekitar 500 kilogram cat yang melibatkan stamina dari 500 warga di lingkungan setempat.

"Kami juga memfasilitasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai ruang publik seluas 4x8 meter per segi," katanya.

Dari total 43,3 hektare lahan di Kelurahan Kalibaru, baru sekitar tiga hektare lahan kumuh di kawasan itu yang terlah dibenahi pihaknya bersama Pemkot Bekasi.

"Sebenarnya masih luas wilayah kumuh di Kota Bekasi, totalnya mencapai 433 hektare yang tersebar di sejumlah kecamatan Kota Bekasi. Namun dana kami terbatas. Kalibaru adalah kawasan kumuh terluas di Kota Bekasi selain Kelurahan Margahayu yang mencapai 28,3 hektare," katanya.

Kriteria kawasan kumuh, kata dia, dihitung berdasarkan jumlah pendudukan dibagi luasan lahan per hektare.

"Kalau jumlahnya melebihi batas maksimal kepadatan, artinya sudah terlalu tinggi tingkat kekumuhannya. Ada tingkat kekumuhan kategori ringan dengan rata-rata populasi penduduk 200 jiwa ke bawah per hektare, kriteria sedang 200-250 jiwa per hektare dan tinggi di atas 250 jiwa," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018