Jakarta (ANTARA News) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas direncanakan mengunjungi Indonesia bulan ini sebagai upaya untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi Palestina. "Kunjungan Presiden Abbas ke Indonesia dalam waktu dekat diharapkan akan membawa angin segar bagi pemecahan persoalan pelik yang dihadapi Palestina saat ini," kata Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi dalam jumpa pers di Kantor Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Senin. Dubes Mehdawi menolak memberikan jadwal pasti tentang kunjungan tersebut. Namun setelah didesak wartawan apakah kunjungan itu akan dilakukan bulan ini, Mehdawi mengatakan, "Insya Allah (semoga Tuhan menghendaki)." Menurutnya, dalam kunjungan tersebut, Presiden Abbas tidak hanya melakukan pertemuan dengan para pejabat pemerintah, tapi juga dengan berbagai elemen masyarakat, seperti tokoh agama, pemuka masyarakat, para pengusaha, dan wartawan. Selain Indonesia, Presiden Abbas juga dijadwakan akan mengunjungi Malaysia dan Brunai Darussalam. Dalam jumpa pers tersebut, Dubes Mehdawi yang didampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan beberapa pemuka organisasi Islam termasuk Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS) menjelaskan panjang lebar tentang situasi pasca-pembentukan kabinet darurat Palestina pimpinan Perdana Menteri Salam Fayyad. Menyangkut kabinet darurat Palestina yang dibentuk Presiden Abbas pada 17 Juni lalu untuk menggantikan pemerintahan pimpinan PM Ismail Haniye, Dubes Mehdawi mengatakan kabinet tersebut beranggotakan orang-orang teknokrat, dan bukan merupakan wakil dari partai-partai politik. "Kabinet darurat yang dipimpin Perdana Menteri Salam Fayyad itu beranggotakan 14 orang, yang merupakan teknokrat dan bukan dari partai-partai politik tertentu," ujarnya dan menjelaskan, kabinet darurat itu bertugas antara lain untuk mempersiapkan pemilihan umum. Ditanya, kapan Pemilu Palestina akan dilangsungkan, Dubes menolak menyebutkan jadwal pelaksanaannya. Ia hanya mengatakan bahwa pemilu tersebut untuk pemilihan presiden dan legislatif sekaligus. Kabinet darurat tersebut dibentuk menyusul terjadinya bentrokan berdarah di Gaza yang melibatkan faksi Hamas dan Fatah. Sementara itu, Din Syamsuddin mengatakan pihaknya akan membentuk suatu badan persahabatan, yaitu Indonesia-Palestine Friendship Initiative (Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina) sebagai upaya untuk memberi konstribusi dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Badan persahabatan ini beranggotakan berbagai kelompok masyarakat dari organisasi Islam, LSM, artis, wartawan, dan bahkan dari para olahragawan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007