Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Inggris berpeluang untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yang komprehensif terutama di sektor industri. 

Untuk itu, Kementerian Perindustrian RI mendorong para pelaku usaha asal Negeri Raja tersebut yang tergabung dalam Kadin Inggris atau British Chamber (BritCham) untuk dapat memperluas usaha dan menambah investasinya di Tanah Air.

“Sebagian dari mereka sudah ada yang investasi di Indonesia. Kami berharap, melalui BritCham, kerja sama perdagangan Indonesia dan Inggris ikut meningkat. Jadi, targetnya adalah kita ekspor yang tidak diproduksi di Inggris, dan yang mereka ingin masukkan ke Indonesia juga compatible,” kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Jakarta, Selasa.

Airlangga menyampaikan hal itu seusai menghadiri acara sarapan bersama bertajuk British Chamber of Commerce Ministerial Series, di Jakarta.

Pada pertemuan itu, dia menyampaikan, sejumlah pelaku usaha Inggris memberikan masukan dan apresiasi kepada pemerintah Indonesia yang telah berupaya menciptakan iklim investasi yang baik dalam pengembangan sektor industri. 


Airlangga menyampaikan, industri logam di Indonesia telah memasuki era baru dengan kemampuan memproduksi aluminium dari bauksit serta carbon steel dan stainless steel. 

Pada akhir 2018, industri di Indonesia akan memproduksi crude stainless steel hingga 4 juta ton. Jumlah tersebut menyamai kapasitas produksi aluminium di seluruh Eropa. 

Untuk itu, Airlangga menawarkan kepada para anggota BritCham agar dapat melakukan ekspansi atau membangun pabrik baru di beberapa kawasan industri yang telah dibangun, terutama di luar Pulau Jawa. 

Contohnya, kawasan industri Sei Mangkei, Sumatera Utara yang berbasis pada pengembangan industri pengolahan kelapa sawit.

“Selanjutnya, di Sulawesi, ada klaster industri logam seperti kawasan industri Bantaeng dan Konawe. Sedagkan, yang berbasis petrokimia, kami dorong di Bintuni, dan di Masela untuk ke depannya,” sebut Menperin.

Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018