Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2007 sebesar 37,17 juta jiwa atau turun 2,13 juta (5,4 persen) dibanding kondisi pada Maret 2006 sebesar 39,30 juta. Sementara itu terjadi kenaikan garis kemiskinan sebesar 9,67 persen dari Rp151,997 per kapita per bulan pada Maret 2006 menjadi Rp166,697 pada Maret 2007. Menurut Deputi bidang Statistik Sosial BPS, Arizal Ahnaf di Jakarta, Senin, jumlah penduduk miskin pada Maret 2007 itu merupakan 16,58 persen dari seluruh penduduk Indonesia dibanding 17,75 persen pada Maret 2006, dimana penduduk miskin di daerah pedesaan berkurang 1,20 juta, sementara di daerah perkotaan berkurang 0,93 juta orang. "Menurut data BPS, jumlah penduduk miskin terbesar terjadi di pedesaan. Dan menurut perhitungan kami, kenaikan nilai tukar petani (NTP) di pedesaan dalam setahun ini lebih besar dari kenaikan inflasi," kata Arizal. Menurut data BPS, NTP Maret 2007 dibanding Maret 2006 terjadi kenaikan 7,63, sedangkan inflasi pada Maret 2007 secara "year on year" adalah 6,52 persen. "Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2007, sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 74,38 persen," katanya menjelaskan. Menurutnya, komoditi yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan adalah beras, gula pasir, minyak goreng, telur dan mi instan, sedangkan untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan. "Khusus untuk daerah perkotaan, biaya listrik, angkutan dan minyak tanah mempunyai pengaruh yang cukup besar, sementara untuk daerah pedesaan pengaruhnya relatif kecil (kurang dari 2 persen)," katanya. Pada periode itu, jelasnya, Indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan menunjukkan kecenderungan menurun, yang mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007