Jakarta (ANTARA News) - PT Wijaya Karya Tbk (Wika) memulai era baru, menembus pasar Aljazair dengan menggandeng konsorsium perusahaan Jepang COJAAL (Kajima, Taisei, Nisimatsu, Hazena dan Teken) untuk membangun 57 jembatan di Aljazair senilai 50,4 juta dolar AS atau setara dengan Rp453 miliar. "Penandatanganan kontrak dengan COJAAL telah dilakukan pada 22 Juni 2007 dan sekaligus memandai dimulainya pembangunan Highway East West Motorway yang menghubungkan Aljazair Barat yang berbatasan dengan Maroko dengan Aljazair Timur yang berbatasan dengan Tunisia," kata Dirut Wika, A. Sutjipto, di Bogor, Selasa. Dalam proyek ini Wika akan menyediakan 705 balok beton pra cetak (precast concrete girder) dengan tinggi bervariasi, antara 1,8 - 2 meter untuk pembangunan pekerjaan infrastruktur sepanjang 100 Km. Dengan adanya proyek ini, perseroan ke depannya akan membangun 4 pabrik beton pra cetak di Aljazair dan sekitarnya. Saat ini di Indonesia perseroan memiliki 7 pabrik beton dengan kapasitas produksi satu juta beton dan menguasai pangsa pasar sekitar 60-65 persen. Menurutnya, untuk tahap pembangunan pabrik pertama nilai investasinya mencapai sekitar Rp75 miliar dan akan mulai berproduksi pada Oktober 2007. Sementara, pembangunan tiga pabrik lainnya masih menunggu, sehingga belum tahu berapa nilai investasinya. Perusahaan itu pada 2007 akan beroperasi di luar negeri, sehingga pada 2010 ditargetkan bisa menjadi perusahaan terkemuka di kawasan Asia Tenggara, katanya. Selain di Aljazair, sebelumnya Wika juga menjalin kerja sama dengan perusahaan konstruksi Singapura, Yongnam Holdings Ltd, proyek kereta api layang yang menghubungkan tempat-tempat strategis di kota Dubai, Uni Emirat Arab. Proyek ini telah dimulai Desemebr 2006 dan diharapkan selesai Maret 2008. Sutjipto menambahkan, perseroan menargetkan perolehan kontrak di luar negeri sebesar 60 juta dolar AS pada 2007. Saat ini perseroan sudah mencapai lebih dari 50 juta dolar AS. "Mudah-mudahan kita bisa peroleh proyek di Myanmar sehingga sisanya kita peroleh tahun in," ujarnya. Perolehan kontrak di luar negeri ini mencapai sekitar 10 persen dari target kontrak baru 2007 senilai Rp5,5 triliun. Diharapkan pada 2010 kontribusi dari luar negeri naik menjadi 20 persen dari target total kontrak senilai 10 miliar dolar AS. (*)

Copyright © ANTARA 2007