Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 210 pelajar dari seluruh Indonesia mengikuti Bina Taqwa Pelajar Indonesia (BTPI), sebuah kegiatan meningkatkan ketaqwaan, semangat kebangsaan, dan kepemimpinan yang digelar diatas kapal perang KRI Makassar 590 yang berlayar mulai 3 hingga 6 Juli 2007 dengan rute Jakarta, Pulau Untung Jawa, Krakatau dan kembali ke Jakarta. Keberangkatan para pelajar tersebut dilepas oleh Wakil Kepala Staf AL, Laksamana Madya Waldi Murad di dermaga Komando Lintas Laut Militer, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa dan dihadiri pula oleh Asisten Deputi Pendidikan Kepemudaan Erlangga Masdiana, dan pejabat Kementerian Pemuda dan Olahraga lainnya. Selain para pelajar, ikut serta dalam kegiatan tersebut guru, panitia kegiatan dan juga anak buah kapal yang jumlah keseluruhannya (termasuk pelajar) sebanyak 455 orang. Erlangga mengatakan kegiatan yang dilaksanakan bertepatan dengan liburan sekolah tersebut antara lain meningkatkan jiwa kepemimpinan dan spritual yang baik. "Sehingga diharapkan akan lahir pemimpin yang mempunyai jiwa spritual yang baik," katanya. Kegiatan tersebut, katanya, diikuti oleh pelajar seluruh Indonesia serta juga dari berbagai pemeluk agama sehingga diharapkan mereka juga bisa saling mengenal keragaman budaya daerah lainnya. Sementara itu Waldi Murad mengatakan, kegiatan tersebut sudah berlangsung 12 kali. Latar belakang kegiatan tersebut karena beberapa tahun lalu marak terjadi perkelahian dan peredaran narkoba di kalangan pelajar sehingga diperlukan kegiatan yang dapat mencegahnya. KRI Makasar merupakan jenis "Landing Platform Dock" (LPD). Kapal yang dibuat dan dibeli dari Korea Selatan tersebut baru tiba di Indonesia pada 14 Mei 2007. Kapal yang diproduksi oleh "Daesun Shipbuildings & Engineering CO Ltd" itu, merupakan kapal pertama dari dua kapal jenis LPD yang dipesan TNI AL dari Korea Selatan. Kapal dengan panjang 122 meter itu dapat mengangkut sekitar 507 personel, 13 kendaran tempur tank, lima helikopter yang menggunakan teknologi khusus serta sejumlah peralatan militer lainnya. Kapal dilengkapi dengan meriam 100 mm, ruang CIC ("Combat Information Center") atau pusat informasi tempur untuk sistem kendali senjata yang berfungsi sebagai alat komunikasi untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan tempur serta pengendalian pendaratan helikopter. Kapal itu juga dapat digunakan untuk operasi militer selain perang, yakni operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam serta dibuat sesuai untuk iklim dan perairan Indonesia. KRI dengan bobot 7.800 ton yang dilengkapai dengan dua landasan pendaratan helikopter (helipad).(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007