Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dan DPR sepakat untuk membangun suatu forum komunikasi dan konsultasi yang lebih intensif di masa datang, terutama menyangkut isu-isu sensitif, fundamental dan bersentuhan dengan aspirasi rakyat mengenai kerjasama internasional dan hubungan luar negeri. Pernyataan itu dikemukakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada wartawan di Gedung DPR RI Senayan Jakarta, Rabu dinihari, seusai melakukan rapat konsultasi dengan para pemimpin DPR mengenai kebijakan politik luar negeri Indonesia. "Ke depan, kita bersepakat untuk membangun forum komunikasi dan konsultasi serupa khususnya menyangkut isu-isu sensitif, fundamental dan harus menampung berbagai aspirasi rakyat terkait kerjasama internasional dan hubungan luar negeri, " ujarnya. Menurut Presiden Yudhoyono, dengan adanya komunikasi maka diharapkan pada saat keputusan itu dijalankan atau diambil sebagai bagian dari diplomasi, semua pihak telah memiliki persepsi sama dan telah mendiskusikan berbagai aspek yang penting untuk negara sehingga dapat dipastikan bahwa pilihan atau keputusan yang menyangkut kebijakan luar negeri itu tepat. Pada kesempatan itu, Kepala Negara menjelaskan bahwa pemerintah berpendapat rapat konsultasi yang berlangsung enam jam lebih itu berjalan secara produktif dan dalam suasana yang kritis serta konstruktif. "Pemerintah mendengar banyak sekali pikiran dan pandangan, kritik, juga rekomendasi dari pimpinan dewan yang sepenuhnya pantas untuk disampaikan kepada pemerintah," katanya. Kepala Negara mengatakan bahwa selaku pribadi, dia menyampaikan penghargaan atas semua yang telah disampaikan oleh dewan. "Pemerintah juga bisa mmenjelaskan berbagai isu yang berkaitan dengan kebijakan politik luar negeri kita termasuk isu seputar Iran dan perjanjian pertahanan RI-Singapura," ujarnya. Presiden Yudhoyono juga menilai bahwa rapat konsultasi itu merupakan suatu tradisi yang dapat dilakukan secara rutin oleh pemerintah dan DPR. "Sebenarnya konsultasi seperti ini diwaktu yang lalu juga kita lakukan, tapi dengan perkembangan situasi yang sering berjalan dengan cepat, kompleks dan makin luas maka pertemuan-pertemuan serupa akan ditingkatkan frekuensinya," tegasnya. Menurut Presiden, rapat konsultasi juga dapat dilakukan dalam berbagai bidang pembahasan tidak semata-mata berkisar mengenai kebijakan politik luar negeri. "Tidak hanya menyangkut politik luar negeri tapi juga bidang-bidang lain yang justru barang kali menjadi kepedulian dan perhatian kita semua, khususnya menyangkut kepentingan dan hajat hidup masyarakat di dalam negeri," katanya di hadapan hadirin yang memadati ruang Nusantara IV gedung DPR-RI. Dalam pertemuan yang berlangsung sejak Selasa malam pukul 19.30 WIB dan berakhir Rabu dinihari itu, Presiden Yudhoyono didampingi Wapres Jusuf Kalla dan beberapa menteri dan pejabat penting, seperti Menko Polhukam Widodo AS, Menko Perekonomian Boediono, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mensesneg Hatta Rajasa, Menlu Hassan Wirajuda, Menkum dan HAM Andi Mattalatta, Menhan Juwono Sudarsono, Menteri Perdagangan Marie E Pangestu, Seskab Sudi Silalahi, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Pol. Sutanto, Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah Alwi Shihab, dua Jubir Presiden, Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal. Tampak pula mantan Kapolri Da`i Bachtiar. Sementara Ketua DPR-RI Agung Laksono didampingi wakil-wakilnya, para ketua fraksi serta pimpinan komisi. Saat tiba di Gedung DPR Senayan, Presiden yang mengenakan kemeja batik warna coklat tua lengan panjang terlihat disambut Ketua DPR-RI Agung Laksono menuju ruang tengah pintu utama Nusantara IV. Sementara Wapres Jusuf Kalla yang tiba sepuluh menit sebelumnya disambut Wakil Ketua DPR-RI, Muhaimin Iskandar.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007