Dari 40 dugaan, ada 15 kasus dilaporkan dari operasi pemelihara perdamaian."
Markas PBB, New York (ANTARA News) - Jumlah dugaan pelecehan dan eksploitasi seksual kembali dilaporkan di seluruh sistem tenaga kerja Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), yang mencakup lebih dari 185.000 personel militer dan sipil, dalam kuartal terakhir 2017 dan naik sebanyak 40 kasus, kata juru bicara PBB.

"Tidak semua dugaan telah sepenuhnya diabsahkan, dan banyak berada pada tahap penilaian awal," kata Stephane Dujarric, juru bicara yang menjelaskan kasus yang dilaporkan periode 1 Oktober dan 31 Desember 2017 itu, Kamis (22/2).

Juru bicara untuk Sekretaris Jenderal (Sesjen) PBB Antonio Guterres itu mengemukakan, "Memerangi momok ini, dan membantu serta memberdayakan mereka yang telah terluka oleh perbuatan mengerikan ini terus menjadi priortias utama."

"Dari 40 dugaan, ada 15 kasus dilaporkan dari operasi pemelihara perdamaian. Semua 15 kasus ini bukaan dugaan baru. Semua telah diunggah dari Pusat Data Tindakan dan Disiplin," ujarnya, seperti dikutip kantor berita Xinhua China.

Ia mengemukakan pula, "Sisa 25 dugaan dilaporkan dari lembaga, dana dan program, dan mecakup delapan dugaan yang berkaitan dengan mitra pelaksanaan. Dari 40 dugaan, ada 13 kasus dikategorikan sebagai pelecehan seksual, 24 sebagai eksploitasi seksual, dan tiga adalah yang sifatnya tak diketahui."

Dujarric mengatakan bahwa semua 40 dugaan tersebut melibatkan 54 korban, 30 adalah perempuan dan 16 berusia di bawah 18 tahun. Usia delapan korban lain tak diketahui dan 12 dari semua 40 dugaan itu terjadi pada 2017, tujuh pada 2016, tiga pada 2015 atau sebelumnya. Tanggal kejadian tak diketahui untuk 18 kasus dugaan.

"Berkaitan dengan status ke-40 dugaan, dua telah diperkuat oleh penyelidikan, tiga belum diperkuat, 15 berada pada berbagai tahap penyelidikan, dua sedang dikaji dengan informasi terbatas yang disediakan buat proses penyelidikan," kata pejabat PBB yang mengemban tugasnya itu sejak 19 February 2014, saat Sesjen PBB Ban Ki-moon.

Pria kelahiran Prancis itu menimpali, "Dengan lebih dari 95.000 warga sipil dan 90.000 personel tanpa seragam yang bekerja buat PBB, pelecehan dan eksploitasi seksual tidak mencerminkan perilaku mayoritas lelaki dan perempuan yang berdedikasi dan bertugas di organisasi ini."

Ia menambahkan, "Tapi, setiap dugaan yang melibatkan personel kami menegaskan prinsip dan nilai kami dan mengorbankan mereka yang bertugas dengan kebanggaan dan profesionalisme di sebagian tempat paling berbahaya di dunia."

Pewarta: -
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018