Denpasar (ANTARA News) - Bali menghasilkan devisa sebesar 32,145 juta dolar AS dari ekspor kerajinan berbahan baku perak selama tahun 2017, meningkat 4,662 juta dolar AS atau 16,97 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 27,48 juta dolar AS.

"Demikian pula dari segi volume ekspor mata dagangan itu meningkat 19,35 persen dari 4,63 juta unit pada tahun 2016 menjadi 5,53 juta unit pada tahun 2017," kata Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Perdagangan LKuar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Bagiwinata di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang sebagian besar digeluti perajin di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar itu memberikan kontribusi sebesar 4,73 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 679,59 juta dolar AS selama tahun 2017.

Nilai total ekspor Bali tersebut meningkat 105,31` juta dolar AS dibanding tahun 2016 yang seluruhnya menghasilkan 574,27 juta dolar AS.

Anak Agung Bagiwinata menambahkan, kerajinan perak merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan skala rumah tangga yang berhasil menembus pasaran luar negeri, di samping kerajinan keramik, kerang, kulit, lilin, rotan dan kerajinan tulang.

Pengapalan aneka jenis perhiasan itu paling banyak diserap pasaran Singapura yakni mencapai 30,95 persen, menyusul Amerika Serikat 30,05 persen, Thailand 12,86 persen, Jerman 7,38 persen, China 2,95 persen, Jepang 0,06 persen, Australia 2,45 persen, Hong Kong 2,77 persen, Taiwan 0,02 persen, dan Perancis 0,25 persen.

Sedangkan 10,26 persen sisannya diserap berbagai negara lainnya di belahan dunia karena kerajinan perhiasan berupa kalung, cincin dan aneka jenis perhiasan lainnya sangat diminati konsumen luar negeri dengan harga yang terjangkau.

Baca juga: Perajin Perak Bali Perlu Pasar Ekspor

Perajin perak di Bali umumnya telah menjalin kerja sama dengan mitra usaha di di luar negeri, khususnya Amerika Serikat, Singapura, Australia dan Hong Kong yang memesan jenis mata dagangan tersebut secara berkesinambungan.

Kerajinan perhiasan perak dan emas merupakan salah satu dari 17 jenis usaha industri keajinan skala rumah tangga yang berkembang pesat di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar dan desa-desa lainnya di Bali.

Di Desa tersebut sedikitnya terdapat 497 perajin perak dan emas yang setiap hari melakukan aktivitas, baik untuk memenuhi pesanan mitra kerjanya maupun untuk persediaan matadangan yang bernilai ekonomis tersebut.

Di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar sebelumnya telah berlangsung kegiatan promosi yakni "Celuk Jewellery Festival 2017 selama tiga hari, 13-15 Oktober 2017 mengusung tema "Mahakarya Mustika Nusantara" menampilkan karya terbaik para seniman dan perajin desa setempat.

Kegiatan promosi tersebut melibatkan 68 peserta yang terdiri atas 24 usaha kecil dan menengah (UKM) perhiasan, 24 warung kuliner dan 20 peserta pameran aneka produk.

Kegiatan yang digelar secara berkesinambungan setiap tahun itu sebagai ajang premosi dan penjualan hasil karya dan kreativitas masyarakat Desa Celuk dalam bentuk seni, kerajinan perak, kuliner maupun busana, ujar Widi Putra.

Baca juga: Pionir perajin perak Bali ingin buat sekolah desain perhiasan
 

Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018