Bandung (ANTARA News) - Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Adi Sasono, mengatakan persaingan pasar moderen dan tradisional kian tidak sehat dan semakin banyak pedagang pasar tradisional yang terdesak, bahkan gulung tikar. "Persaingan pasar moderen dengan tradisional seperti pertandingan Manchester United (MU) lawan Persatuan Sepak Bola Tangerang (Persita), pertandingan jadi tak berimbang," kata Adi Sasono di sela-sela pembukaan "Cooperative Fair IV/2007", di Bandung, Kamis. Ia juga mengatakan kebijakan pemerintah yang menggusur pasar tradisional hanya untuk memuluskan bisnis pasar moderen yang didukung pengusaha bermodal kuat merupakan sebuah kebijakan yang sangat kejam. Adi juga mengkritisi mudahnya keluar perijinan pasar-pasar moderen berkonsep mini market yang bermunculan di perkotaan maupun di pedesaan sehingga berakibat bangkrutnya pedagang pasar tradisional. "Pemerintah harus meninjau ulang regulasi pendirian pasar moderen yang saat ini makin semena-mena, tanpa memperhitungkan dampak dan jarak lokasi dari pasar tradisional," katanya. Akibatnya, pasar tradisional mengalami kemunduran, bahkan para pedagangnya banyak yang gulung tikar akibat langganannya beralih ke pasar moderen. "Satu mini market berdiri di satu lokasi, maka 20 pedagang tradisional akan gulung tikar. Ini kurang baik," kata Adi. Menurut dia, produk-produk UKM maupun produk lokal lainnya belum terserap optimal oleh pasar moderen. Selain itu, Adi juga mengaku prihatin atas nasib koperasi yang kembali tersisihkan. Saat krisis ekonomi 1999 lalu, koperasi menjadi primadona yang menyelamatkan perekonomian bangsa. Seluruh koperasi dikerahkan untuk mendorong perekonomian bangsa agar bangkit dari keterpurukan. "Nasib koperasi bak pemadam kebakaran, setelah kebakaran (krisis ekonomi) pulih, mobil pemadam (koperasi) kembali disimpan. Yang dimajukan sekarang malah pengusaha besar," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007