Baghdad (ANTARA News) - Sebuah bom mobil menghantam para tamu pada pesta perkawinan di Baghdad selatan, Kamis, sehingga menewaskan 17 orang serta melukai mempelai wanita dan pengantin laki-laki, pejabat keamanan dan pertahanan mengatakan. Bom itu meledak di luar sebuah studio juru foto di Abu Tchir, distrik yang sebagian besar warganya Muslim Syiah, yang dikelilingi oleh lingkungan Sunni dan tanah pertanian kecil yang resah di pinggiran selatan ibukota Irak yang dicabik-perang. Lebih dari 12 orang luka-luka, kata para pejabat, seperti dilansir AFP. Warga setempat Ali Hussein, yang bergegas ke tempat kejadian setelah ledakan itu, mengatakan rombongan perkawinan itu berhenti di Studio Foto Adel untuk pengambilan foto ketika pembom mobil bunuh diri bertabrakan dengan konvoi mereka. "Saya melihat dua bis mini yang sama sekali terbakar dengan sejumlah mayat masih di dalam bis. Orang-orang mengatakan pembom itu sedang dikejar oleh pasukan keamanan tapi mobilnya meledak ketika menghantam rombongan perkawinan itu," ia mengatakan melalui telpon dari tempat terjadinya ledakan. Beberapa toko dan usaha yang berdekatan, termasuk restoran Al-Baghdadi, rusak berat akibat ledakan itu, katanya. Baghdad dalam cengkeraman perang hebat antara kelompok-kelompok sektarian dan politik yang bersaing dan serangan bom masih terjadi hampir setiap hari, meskipun rencana keamanan bersama AS dan Irak telah mengurangi kekerasan. Sekitar 24 mayat ditemukan berpencar-pencar di seluruh Baghdad Kamis, kata seorang pejabat keamanan. Sejak 14 Februari, militer AS dan pasukan keamanan Irak telah mengerahkan seluruhnya 84.000 tentara di Baghdad ketika Operasi Farath al-Qanuun (Pengenaan Hukum) berlangsung untuk mengakhiri kekerasan sektarian dan milisi. AS memiliki 36.000 tentara di kota itu, termasuk 8.900 tentara yang dikirim sebagai bagian dari "penggeloraan" jumlah (tentara) yang kontroversial yang dirancang untuk memberi pemerintah Perdana Mentei Nuri al-Maliki ruang guna melancarkan program rekonsiliasi nasional. Korban tewas warga sipil telah menurun sejak dimulainya operasi itu, dan komandan AS yakin mereka telah menguasai lebih dari 40 persen kota itu, tapi gerilyawan terus membom sasaran lunak dalam upaya untuk merusak rencana tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2007