Pekanbaru (ANTARA News) - Malay Music Institute bersama Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau akan menggelar festival musik internasional yang mengolaborasikan antara musik tradisional dan modern bertajuk "Riau Hitam Putih Internasional 2007", 27-28 Juli 2007. Direktur Malay Music Institute, Pulsiamitra di Pekanbaru, Jumat mengatakan acara tersebut bertujuan untuk mendekatkan perpaduan kedua jenis musik tersebut kepada generasi muda. "Acara ini juga ditujukan bagi pelestarian dan pengembangan musik Melayu di antaranya maraknya musik modern yang kian tak terbendung, dengan menampilkan musik tradisional tersebut dalam festival musik berskala internasional," katanya. Festival akbar tersebut akan menghadirkan grup musik dari dalam dan luar negeri, di antaranya Field Players & Red White Bottom dari Kuala Lumpur, Komunitas Maestro dari Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Dewan Kesenian Lampung dari Lampung, Gilang Ramadhan dengan grup musik Nera dari Jakarta, De Lima Malay youth dari Singapura, Trio Dingo dari Australia, Group Musik dari Venezuela, Dubai, India, Filipina, Thailand, serta dari kabupaten/kota se-Provinsi Riau. Kepala Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau, Jhoni Irwan mengatakan pihak pemerintah provinsi sangat mendukung acara tersebut karena dinilai akan membawa dampak positif bagi promosi wilayah Riau di mata nasional dan internasional. Selain itu, acara tersebut menurut dia akan membawa dampak positif bagi sosialisasi musik tradisional khususnya Melayu kepada generasi muda. Sementara itu, pengamat musik Ben Pasaribu menyatakan Provinsi Riau dengan posisi geografis yang strategis yakni terletak di pusat Pulau Sumatera dan berbatasan dengan negeri tetangga, sangat menguntungkan untuk mengangkat budaya tradisional untuk dipadukan dengan modernisasi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007