Jakarta (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Pusat Kader Muda Demokrat meminta kepada Ali Mochtar Ngabalin, dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi, meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia karena telah melecehkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat konsultasi di DPR, Selasa (3/7). "Kami minta ada itikad baik dari Ali Mochtar Ngabalin untuk meminta maaf, selambat-lambatnya 3x24 jam atas sikapnya yang telah melecehkan Presiden," kata Ketua DPP Kader Muda Demokrat Aswin Nasution dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat malam. Aswin mengatakan, Ali Mochtar Ngabalin juga telah melakukan pembohongan publik dengan beralasan "walk out" dari rapat konsultasi pimpinan DPR, pimpinan Fraksi dan pimpinan Komisi dengan Presiden untuk mengikuti acara "talk show". "Dari sejumlah media massa disebutkan bahwa Ali Mochtar Ngabalin keluar dengan alasan untuk acara `talk show` dengan televisi swasta. Tapi, ternyata hal itu, tidak benar," ujarnya. Bahkan, lanjut Aswin, Ali Mochtar Ngabalin menilai jika forum tersebut bersifat informal maka pertemuan itu tidak terlalu penting baginya sehingga dia memutuskan untuk mohon izin meninggalkan rapat. Aswin menjelaskan, jika dalam waktu 3x24 jam tersebut tidak ada itikad baik dari Ali Mochtar Ngabalin, Kader Muda Demokrat akan melapor ke Dewan Kehormatan DPR dan partai yang bersangkutan. "Kita akan meminta agar kedua lembaga itu mengusut dan memberikan sanksi tegas kepada Ali Mochtar Ngabalin atas tindakannya," ujarnya. Langkah lain yang akan ditempuh oleh Kader Muda Demokrat, tambah Aswin, pihaknya akan membawa kasus tersebut, ke jalur hukum dengan tuduhan yang bersangkutan telah mencemarkan nama baik Presiden. Aswin menambahkan, pihaknya berharap para anggota DPR tidak menjadikan isu interpelasi sebagai komoditas politik yang dapat menggangu kinerja masing-masing lembaga. Dalam kesempatan itu, Aswin didampingi beberapa anggota DPP Kader Muda Demokrat. Sebelumnya, Wakil Ketua Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi Ali Mochtar Ngabalin "permisi" meninggalkan rapat konsultasi antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para pimpinan DPR RI, ketika pertemuan baru berlangsung satu jam. Keputusan Ketua DPP Partai Bulan Bintang (PBB) itu untuk meminta izin meninggalkan rapat yang berlangsung di Gedung DPR RI, Selasa malam, diambil setelah ia menilai rapat konsultasi tersebut tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Kepada wartawan yang menemuinya di luar Ruang Nusantara IV, Ali Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa rapat konsultasi itu tidak secara khusus membahas kebijakan luar negeri RI yang terkait sejumlah peristiwa saat ini. Menurut dia, dalam rapat konsultasi itu Presiden Yudhoyono hanya memaparkan mengenai seluk beluk hubungan Indonesia dengan negara lain atau organisasi internasional. "Presiden hanya memaparkan materi hubungan internasional seperti perkuliahan S2 tentang hubungan luar negeri," katanya. Dia juga mengatakan di ruang pertemuan masih ada perbedaan pendapat mengenai status rapat konsultasi itu, apakah formal, informal atau silaturahmi. Presiden, lanjut dia, mengatakan bahwa rapat konsultasi tersebut, bersifat informal namun Ketua DPR Agung Laksono mengatakan bahwa rapat tersebut bersifat formal karena tercantum dalam tata tertib. Ali Mochtar Ngabalin menilai jika forum tersebut bersifat informal maka pertemuan itu tidak terlalu penting baginya sehingga dia memutuskan untuk mohon izin meninggalkan rapat sekitar pukul 21.10 WIB.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007