Jenewa (ANTARA News) - Ilmuwan menyampaikan kekhawatiran setelah kumbang pengerat kulit kayu merusak sedikitnya 320.000 meter kubik pohon cemara pada 2017 --tiga sampai empat kali lebih banyak dibandingkan pada 2008-2012, kata Pemerintah Swiss di dalam satu pernyataan, Jumat (9/3) setempat.

Lembaga Federal Kehutanan, Salju dan Penelitian Lahan Swiss (WSL) mengatakan kenaikan kerusakan pohon cemara, yang penting bagi ekologi, pada 2017 "mengkhawatirkan".

Topan, salju tebal dan udara musim panas semakin menekan pohon cemara, sehingga pohon itu rentan terhadap serangan oleh spesies hama, yang untuk perkembang-biakan menyukai pohon yang lemah atau yang belum lama mati, kata WSL.

"Sekalipun ada sebagian wilayah yang memiliki sedikit kerusakan akibat kumbang, kita tak bisa lagi mengatakan situasi telah reda," kata para ahli di dalam pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam.

Baca juga: Kumbang gunakan bintang sebagai pemandu arah

WSL memperkirakan peningkatan populasi kumbang tahun ini.

Topan musim dingin, seperti topan yang sangat merusak dan dinamakan Burgling pada awal tahun ini juga merusak populasi pohon cemara.

Para ahli WSL menyarankan pemotongan pohon yang terpengaruh kumbang dan rusak sesegera mungkin untuk membatasi penyebaran kumbang kulit kayu.

Pohon cemara merupakan sepertiga dari pohon kayu paling penting di negeri tersebut dan hutan cemara seringkali memiliki fungsi perlindungan di pegunungan, kata WSL.

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018