Manokwari (ANTARA News) - Kapal Greenpeace Rainbow Warrior tiba di Pelabuhan Pelindo, Manokwari, Senin, setelah berlayar selama enam hari dari Tacloban, Filipina.

Rainbow Warrior dinakhodai oleh kapten perempuan bernama Hettie Geenen, dan membawa sekitar 20 awak kapal dari berbagai negara seperti Meksiko, Jerman, Belanda, dan termasuk Indonesia.
 
Kapten Kapal Rainbow Warrior Hettie Geenen disambut di Pelabuhan Pelindo, Manokwari, Senin (ANTARA News/Monalisa)


Rainbow Warrior akan menjelajahi lautan Indonesia dengan menjadikan Bumi Cendrawasih sebagai pintu masuk utamanya.

"Kami sangat senang berada di Manokwari setelah 6 hari berlayar dari Filipina. Ini merupakan hal yang menyenangkan untuk melihat tanah dan  hutan," kata Kapten Hettie.
 
(ANTARA News/Monalisa)


Tari Penjemputan mengiringi proses bersandar kapal legendaris tersebut ke Pelabuhan Manokwari. Para penari dari komunitas Iriantos menari di atas perahu, sebuah tarian yang sering disuguhkan untuk menyambut tamu yang baru menginjak Tanah Papua setelah perjalanan yang jauh.

Penyambutan semakin meriah, para kru kapal yang dipimpin Hettie satu persatu turun dari kapal melakukan ritual penyambutan kemudian menari bersama.

Baca juga: Video kedatangan kapal Rainbow Warrior di Manokwari

Menjaga hutan Papua
 
(ANTARA News/Monalisa)


"Dari laut, kelihatan sangat hijau dan segar tetapi saya tahu ada fakta kebalikannya," kata Kapten Hettie.

Hettie mengungkapkan, sebelum menjadi kapten kapal, ia adalah seorang pengusaha mebel.

"Saya akhirnya berkesempatan melihat yang terjadi di Hutan Amazon, Brazil. Di bagian tengah hutan di sana banyak sekali deforestasi yang benar-benar menyedihkan hati," ungkap Hettie yang telah beberapa kali berada di Hutan Amazon dengan kapal-kapal Greenpeace.

"Maka saya tidak mau lagi pakai perabot kayu dari hutan alami. Dan saya juga belajar bahwa deforestasi indonesia lebih parah dari di Brazil. Ini harus diselamatkan. Karena ini adalah masa depan kita," kata Hettie.

Pelayaran Rainbow Warrior kali ini mengusung tema tur "Jelajah Harmoni Nusantara" yang bertujuan untuk menggali inspirasi dan menggaungkan aksi nyata penyelamatan lingkungan oleh masyarakat dalam mengembalikan keseimbangan di alam Nusantara.

Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak mengatakan kunjungan Rainbow Warrior ke Papua sebagai persinggahan pertama merupakan komitmen Greenpeace dalam menjaga hutan Papua.

"Hutan Papua sangat krusial karena Indonesia berpartisipasi dalam Paris Agreement untuk mengurangi emisi gas rumah kaca," kata Leonard saat acara penyambutan.

"Saya rasa kita punya formulasinya. Di tanah Papua yang paling penting adalah hutan adat. Greenpeace selalu bekerjasama dengan masyarakat adat. Rainbow warrior ini adalah sebagai wahana untuk berkolaborasi," paparnya.
 
(ANTARA News/Monalisa)


Dirjen PSKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Suprianto mengatakan gerakan lingkungan harus terus disuarakan di Indonesia agar semakin meningkat.

"Untuk menyelamatkan hutan dan mempertahankan lingkungan di Indonesia dibutuhkan gerakan publik. Dan hari ini Greenpeace yang terdiri dari beberapa anggota dari berbagai negara di dunia, membantu menyuarakan gerakan publik di suarakan ke seluruh dunia dengan Rainbow Warrior," kata Bambang.

Rainbow Warrior akan melanjutkan perjalanan ke Sorong dan Raja Ampat lalu ke Bali, ke Jakarta, dan perairan Laut Jawa selama seminggu untuk melakukan aktivitas dokumentasi lingkungan. Setelah itu, Rainbow Warrior akan meneruskan penjelajahannya ke ke Thailand.
 

Pewarta: Monalisa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018