Jenewa (ANTARA News) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (20/3) memperingatkan 16 negara Afrika mengenai wabah listeriosis, yang berawal di Afrika Selatan pada 2017, dan menegaskan dukungannya bagi kesiapan mereka serta reaksi terhadap penyakit itu.

Sebanyak 16 negara Afrika tersebut adalah Angola, Botswana, Republik Democratik Kongo, Ghana, Lesotho, Madagascar, Malawi, Mauritius, Mozambik, Namibia, Nigeria, Swaziland, Tanzania, Uganda, Zambia dan Zimbabwe, demikian laporan kantor berita Xinhua China mengutip data WHO.

Menurut organisasi di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) itu, hampir 200 warga negara Afrika Selatan telah meninggal sejak Januari 2017 akibat produk daging siap-makan yang dikonsumsi secara luas di negeri itu dan juga mungkin telah diekspor ke dua negara Afrika Barat serta 14 anggota Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan (SADC).

Lembaga kesehatan Afrika Selatan belum lama ini mengumumkan sumber wabah itu adalah satu pabrik di Polokwane di bagian timur-laut negeri tersebut. Namun, mengingat potensi masa inkubasi listeriosis yang lama dan tantangan yang berkaitan dengan proses penarikan yang dilakukan secara luas, kasus lain diduga takkan muncul.

Listeriosis adalah penyakit menular pada hewan dan manusia --terutama bayi yang baru dilahirkan atau orang dengan kekebalan tubuh yang tertekan-- yang diakibatkan oleh bacterium Listeria monocytogenes.

Penyakit itu bisa menimbulkan penyakit parah, termasuk sepsis parah, meningitis, atau radang otak, kadangkala mengakibatkan bahayan seumur hidup dan bahkan kematian. Literia ada di mana-mana dan terutama ditularkan melalui jalur mulut setelah orang menelan produk makanan yang tercemar.

Seluruh pengurutan genom rangkaian bakteri Listeria yang terisolasi digunakan untuk membuat hubungan antara produk yang tercemar, perusahaan produksi dan rangkaian Listeria yang diisolasi dari pasien.

WHO sedang  mendukung pengurutan genom lebih lanjut untuk menentukan kasutns mana yang berkaitan dengan wabah saat ini.

Pada Maret, Afrika Selatan menjadi tuan rumah pertemuan menteri kesehatan SADC untuk menangani kesiapan regional dan reaksi terhadapi listeriosis. Para menteri tersebut menyampaikan komitmen buat kolaborasi regional, pertukaran informasi dan diperkuatnya sistem keamanan pangan nasional sejalan dengan standar internasional.

Namun, WHO saat ini tidak menyarankan langkah apa pun yang berkaitan dengan perdagangan sehubungan dengan wabah listeriosis di Afrika Selatan, penarikan lain produk yang diidentifikasi sebagai sumber infeksi.

Lembaga PBB itu bekerjasama dengan semua 16 negara prioritas guna meningkatkan kemampuan mereka untuk mempersiapkan diri, mendeteksi dan menanggapi potensi wabah. Langkah mendesak termasuk peningkatan kesadaran mengenai listeriosis, peningkatan pemantauan aktif dan diagnosis laboratorium, jaminan ketersediaan Tim Reaksi Cepat, dan diperkuatnya koordinasi serta perencanaan kondisi tak terduga.

Para ahli telah dikirim ke Afrika Selatan, Lesotho dan Swaziland untuk mendukung upaya tersebut.

Pewarta: -
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018