Bandung (ANTARA News) - Direktur Utama (Dirut) PT Bio Farma yang baru, Isa Mansyur, optimis BUMN itu akan dapat meraih target pendapatan sebesar Rp1 trilun pada 2010 mendatang. "Perkembangan dan kondisi bisnis saat ini membuat kami optimis bisa mencapai pendapatan Rp1 triliun pada tiga tahun mendatang," kata Isa seusai pisah sambut Direksi PT Bio Farma, di Bandung, Senin. Isa resmi menjabat Dirut di BUMN itu sejak Jumat (6/7) lalu berdasarkan Keputusan Menteri BUMN KEP-115/MBU/2007 tertanggal 2 Juli 2007, menggantikan pejabat lama Marzuki Abdullah. PT Bio Farma menargetkan peningkatan pendapatan yang cukup signifikan. Pada 2007 ini perusahaan vaksin satu-satunya di Indonesia itu menargetkan pendapatan sebesar Rp680 miliar, kemudian Rp800 pada 2008 dan Rp900 miliar pada 2009 serta menembus angka Rp1 triliun pada 2010. Ia menyebutkan, pendapatan PT Bio Farma pada 2007 ini sebesar Rp280 Miliar dalam pengadaan vaksin pesanan pemerintah (Depkes) sedangkan sisanya sekitar Rp350 miliar diperoleh dari ekspor, baik bakan baku vaksin maupun `finishing product`. "PT Bio Farma sudah memiliki tujuh produk yang memenuhi `pre kualifikasi` dari WHO. Diharapkan vaksin "Combo" bisa segera mendapatkan lisensi itu sehingga bisa dipasarkan secara international," katanya. Tujuh vaksin PT Bio Farma yang sudah merambah pasaran dunia adalah Vaksin Polio, Campak, BPT, DT, TT, TT Uniject dan Hepatitis B. Sedangkan vaksin Combo yang merupakan paduan DPTHB saat ini dalam proses mendapatkan lisensi WHO. Ia menyebutkan, produk PT Bio Farma saat ini banyak dipasok ke India dan Thailand serta pesanan dari beberapa negara lainnya dengan kecenderungan kepercayaan dunia semakin positif terhadap produk BUMN itu. Terkait rencana produksi vaksin flu burung, kata Isa, pihaknya akan bekerjasama dengan sebuah perusahaan produksi vaksin di Jepang. Ia berharap dalam tiga tahun ke depan bisa menyerap teknologi pembuatan vaksin flu burung. Beberapa tenaga dari Bio Farma saat ini berada di Jepang untuk mentransfer teknologi produksi vaksin flu burung. Ia menyebutkan butuh waktu dua tahun untuk penyerapan teknologi pembuatan vaksin itu dan biaya cukup besar. "Untuk pengembangan teknologi dan memproduksi 35 juta vaksin flu burung, kami butuh investasi sebesar Rp400 miliar," katanya. Sementara itu susunan direksi PT Bio Farma, selain Isa Mansyur di posisi Direktur Utama, empat direksi lainnya adalah Rusdi Rosman (Direktur Keuangan), Sarimudin Sulaeman (Direktur Pemasaran), Mahendra Suhardono (Direktur Produksi) dan Iskandar (Direktur Perencanaan dan Pengembangan).(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007