Damaskus, Suriah (ANTARA News) - Satu kelompok gerilyawan penting yang mengendalikan bagian sentral Ghouta Timur pada Kamis (22/3) mengumumkan gencatan senjata guna merundingkan penarikan dari wilayah di pinggir Damaskus tersebut menurut laporan media lokal.

War Media, sayap media militer Suriah, melaporkan gerilyawan Failaq Al-Rahman, atau Legiuan Rahman, mengumumkan gencatan senjata di bagian sentral Ghouta Timur yang mencakup daerah Jobar, Zamalka, Ayn Tarma, Hazzeh dan Arbeen-- mulai Jumat tengah malam.

Area-area itu telah menjadi tempat gerilyawan Failaq Ar-Rahman menembakkan bom mortir dan roket ke ibu kota Suriah, Damaskus, dalam tujuh tahun terakhir krisis Suriah.

Perkembangan tersebut terjadi saat militer Suriah merebut pertanian Ayn Tarma pada Kamis dan bergerak maju ke arah daerah yang menjadi kubu penting Failaq al-Rahman tersebut.

Perundingan bagi penarikan itu berbarengan dengan pengungsian gerilyawan Ahra al-Sham dari Kota Harasta, yang juga merupakan kubu pertahanan penting gerilyawan di Ghouta Timur menurut siaran Xinhua.

Sebanyak 1.580 orang, termasuk gerilyawan dan keluarga mereka, meninggalkan Harasta pada Kamis malam, sementara ratusan orang lagi siap meninggalkan daerah tersebut menuju daerah yang dikuasai gerilyawan di Provinsi Idlib, bagian barat-laut Suriah.

Militer Suriah sudah merebut lebih dari 80 persen Ghouta Timur dan mengepung sisa daerah yang dikuasai gerilyawan di tengah serangan militer yang dilancarkan.

Persekutuan Failaq al-Rahman telah suram di Ghouta Timur, seperti dalam banyak kasus kelompok tersebut bersekutu dengan Front Al-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida, menurut media resmi di Suriah.

Kalau kelompok tersebut meninggalkan Ghouta Timur, itu akan menjadi kemenangan besar bagi militer Suriah dan kemunduran besar bagi kehadiran pemberontak di Ghouta Timur, sisa ancaman terakhir buat ibu kota Suriah. (Uu.C003)
 

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018