Padang (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatera Barat memperkirakan ekonomi Sumbar triwulan II 2018 akan tumbuh pada kisaran 5,2 persen hingga 5,6 persen atau meningkatkan dibandingkan triwulan I yang mencapai 5,1 persen hingga 5,6 persen.

"Kenaikan pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan oleh adanya hari raya keagamaan berupa Bulan Ramadhan dan Idul Fitri," kata Kepala BI perwakilan Sumbar, Endy Dwi Tjahjono di Padang, Senin dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Sumbar periode Februari 2018.

Menurutnya selain adanya Lebaran, pelaksanaan pilkada pada empat daerah di Sumbar juga menjadi pendorong kinerja pertumbuhan ekonomi triwulan II.

"Pada sisi permintaan kondisi ini akan berdampak pada akselerasi konsumsi rumah tangga dan dari sisi lapangan usaha berdampak pada sektor perdagangan dan transportasi," ujarnya.

Ia mengatakan siklus musiman perayaan Idul Fitri serta pembayaran gaji ke-13 dan 14 menjadi faktor utama pendorong konsumsi.

Kemudian, lapangan usaha transportasi membaik karena tingginya permintaan angkutan udara dan darat terkait tradisi pulang basamo ketika Lebaran, kata dia.

Pada sisi lain ia juga menyampaikan perbankan akan meningkatkan ekspansi kredit sebagai respon dalam menghadapi peningkatan konsumsi saat Ramadhan dan Idul Fitri.

Terkait dengan investasi pada triwulan II ia menilai para investor cenderung menunggu karena memperhatikan situasi politik menjelang pilkada pada empat kota.

Selain itu, menurut dia meningkatnya harga komoditas internasional seperti minyak kelapa sawit dan karet akan mengangkat kinerja sektor ekspor dan industri pengolahan.

"Berdasarkan perkiraan IMF harga beberapa komoditas internasional seperti CPO dan karet mengalami peningkatan ditopang aksi sejumlah pejabat dunia yang menentang diskriminasi CPO dan pelarangan impor biodiesel," katanya.

Ia menambahkan tren ini diperkirakan akan berimplikasi pada membaiknya kinerja ekspor.

Sebelumnya, Kamar Dagang Industri (Kadin) Sumatera Barat mengusulkan pembentukan tim terpadu peningkatan ekspor terdiri atas berbagai pemangku kepentingan untuk membuat kajian khusus agar ekspor daerah itu terus berkembang.

"Saya termasuk yakin dan percaya salah satu upaya meningkatkan perekonomian Sumbar adalah dengan meningkatkan ekspor untuk itu perlu dibuat tim khusus untuk menanganinya,"kata Ketua Kadin Sumbar Ramal Saleh.

Menurutnya tim tersebut terdiri atas pemerintah, dunia usaha untuk membuat konsep besar ekspor Sumbar empat hingga lima tahun ke depan.

"Jadi kalau sekarang ekspor Sumbar masih 1,9 miliar dolar Amerika Serikat lima tahun lagi naik menjadi 5 miliar dolar AS," kata dia.

Ia menyarankan untuk bisa mewujudkan target tersebut tim membangun sinergi dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan ekspor.

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018