Jayapura (ANTARA News) - Warga Negara Papua Nugini (PNG) yang tinggal di perbatasan wilayah RI (Papua-Indonesia) - PNG banyak berladang di wilayah RI (Papua-Indonesia), dan berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari. Penjagaan di pos pengamanan lintas batas kedua negara itu tidak begitu ketat terhadap mereka, terutama warga negara PNG yang berladang di wilayah (tanah Papua-Indonesia), demikian wartawan ANTARA News melaporkan ketika mengikuti kunjungan rombongan peserta Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) di lintas batas tersebut, berjarak 80 km dari Kota Jayapura, kemarin. Menurut sejumlah warga Desa Skow di lintas batas Provinsi Papua, warga negara Papua Nugini berkebun di wilayah tanah Papua-Indonesia tidak ada masalah, karena mereka juga disiplin waktu dengan batas waktu yang ditetapkan pukul 16:00 WIT sudah kembali ke asal. Mereka mendapat izin berkebun di wilayah Papua itu, menurut warga setempat sebab ladang yang digarap mereka merupakan tanah ulayat (tanah adat). Jadi tidak ada masalah. Menyinggung memanasnya suhu politik terkait pengibaran bendera OPM ketika pagelaran adat di Jayapura pekan lalu, warga setempat mengakui tidak akan terprovokasi soal itu, sebab masalah itu terlalu dibesar-besarkan. "Bapak lihat saja pengamanan di pos penjagaan di perbatasan itu biasa-biasa saja, tidak ada yang berlebihan atau sampai ada warga yang meminta suaka politik ke Papua Nugini," ungkap warga setempat. Sekitar 250 peserta anggota PWI dari seluruh Indonesia serta Ibu-ibu Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) yang berkunjung ke perbatasan itu "menyerbu" membeli topi merek "Papua Newguini" dengan harga senilai Rp50.000 untuk kenang-kenangan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007