Saya ingin membuat bisnis yang bikin anak muda bangga akan daerah, potensi daerahnya, supaya dia nggak perlu keluar dari daerah untuk cari nafkah."
Jakarta (ANTARA News) - Situs pemesanan perjalanan wisata Tripal.co mengambil celah dalam bisnis biro wisata daring, tidak lagi menawarkan tiket transportasi, namun perjalanan wisata.

"Kebutuhan konsumen semakin mau pengalaman wisata yang anti-mainstream," kata pendiri Tripal.co, Kevin Wu, saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Tripal.co menjadi marketplace bagi pegiat wisata lokal untuk memasarkan jasa mereka. Di situs tersebut, pengguna bisa mendaftar untuk menjadi pemandu wisata atau konsumen yang menikmati jasa wisata.

Ditemani orang lokal, pelancong bisa merasakan langsung ke-khas-an budaya setempat, yang mungkin belum tentu ditemui jika berjalan-jalan sendirian bersama rombongan. Nilai tambahnya, pelancong mungkin akan dibawa ke tempat-tempat yang jarang dikunjungi.

"Orang lokal biasanya tahu tempat yang bagus, yang belum tentu ada ulasannya saat cari di Google," kata dia.

Konsep seperti ini mungkin baru bagi perusahaan rintisan lokal, namun, beberapa penggemar wisata di Indonesia, sudah menemukannya di situs With Locals, yang menawarkan konsep tersebut untuk menikmati wisata di berbagai negara.

Dengan konsep yang diusung oleh Tripal.co dan With Locals, calon wisatawan bisa langsung menemukan aktivitas di kota yang ingin dikunjungi, ditemani orang lokal.


Cegah penipuan

Demi mencegah penipuan atau scam oleh orang-orang yang bergabung dalam komunitas, Tripal.co memberlakukan aturan yang ketat bagi Pal, orang yang menyediakan aktivitas wisata.

Kevin mengaku situs tersebut dirancang untuk menyimpan data-data Pal seperti KTP, nomor rekening bank hingga nomor kartu keluarga, demi menyaring orang-orang yang masuk ke komunitas tersebut.

"Kalau tidak mau upload, kami nggak bisa terima karena kami anggap dia tidak serius," kata Kevin.

Demi menjaga keamanan pula, mereka menetapkan layanan wisata yang masuk ke tempat tersebut berbayar, minimal Rp100.000 dengan pertimbangan, jika terdapat pembayaran, akan ada komitmen dari penyedia layanan dengan konsumen.

Selain penyaringan secara online, Tripal.co juga memberlakukan penyaringan offline, misalnya menjalin kerja sama dengan organisasi atau komunitas wisata setempat.

Setelah memanfaatkan Triplocal.co, baik pemandu maupun pelancong diminta untuk memberikan rating agar pengguna lain dapat meninjau kredibilitas orang tersebut.

Sejak berdiri pada pertengahan 2017 lalu, Tripal.co kini memiliki 300 Pal yang tersebar di 19 provinsi, antara lain Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera Barat. Kevin menargetkan mereka mampu tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dan mencapai 1.000 anggota tahun ini.

Perusahaan rintisan tersebut memperoleh pendapatan dari biaya layanan wisata yang dibebankan kepada konsumen, Kevin mengaku tarif yang ditetapkan oleh para pemandu sepenuhnya masuk ke kantung mereka.


Berawal dari kedai kopi

Kevin mengaku tertarik mengembangkan model bisnis seperti ini setelah dia kesulitan mencari kedai kopi saat sedang berada di Lampung.

Kedai kopi yang dia kunjungi rupanya sudah berdiri sejak tahun 1940an, namun, Kevin mengaku tidak mendapatkan informasi di dunia maya tentang kedai tersebut. Dia mendapatkan cerita karena diantar oleh penduduk lokal.

"Saya ingin membuat bisnis yang bikin anak muda bangga akan daerah, potensi daerahnya, supaya dia nggak perlu keluar dari daerah untuk cari nafkah," kata dia.

Tripal.co saat ini sudah tersedia dalam aplikasi mobile, namun, baru dapat dinikmati oleh pengguna Android. Hingga akhir 2017, Tripal.co sudah memiliki 5.900 pengguna.

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018