Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) meperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan mengalami surplus sebesar 13,4 miliar dolar AS pada keseluruhan tahun 2007. "Surplus didukung oleh surplus pada neraca transaksi berjalan sebesar 8,9 miliar dolar AS dan surplus neraca modal dan finansial sebesar 4,9 niliar dolar AS," kata Gubernur Bank Indonesia, Burhanudin Abdullah, pada rapat kerja dengan DPR RI Komisi XI di Jakarta, Jumat dinihari. Dengan demikian, pada akhir tahun cadangan devisa diperkirakan akan mencapai 56,2 miliar dolar AS atau setara dengan dengan 5,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Sementara itu, untuk paruh pertama 2007 ini, ia mengatakan NPI surplus sebesar 3,7 miliar dolar AS yang didorong oleh perbaikan kinerja neraca modal finansial. Meski pada kuartal II 2007 ini turun 26 persen dibandingkan kuartal I 2007, namun neraca modal finansial tetap surplus sebesar 1,7 miliar dolar AS. "Perbaikan neraca modal finansial didorong oleh aliran modal asing dalam bentuk investasi portiofolio," katanya. Hal ini menurut dia karena kondisi fundamental ekonomi yang cukup kuat, faktor risiko yang terjaga dan imbal hasil yang tetap menarik, serta dampak berlanjutnya ekses likuiditas global (kelebihan dana di tingkat global). Selain itu, NPI pada paruh pertama 2007 juga didukung oleh surplus transaksi berjalan pada kuartal II 2007 sebesar 1,2 miliar dolar AS. Surplus transaksi berjalan pada kuartal II 2007 tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal I 2007 yang mencapai 3,1 miliar dolar AS. Menurut dia, penurunan transaksi berjalan ini didorong oleh meningkatnya impor seiring dengan penguatan permintaan domestik. Pertumbuhan impor, menurut BI, pada triwulan II 2007 (year on year/yoy) diperkirakan mencapai 9,0 persen dibandingkan dengan pertumbuhan realisasi impor pada triwulan I 2007 yang mencapai 8,4 persen (yoy). (*)

Copyright © ANTARA 2007